Makin Besar, Ayam Japfa Dapat Suntikan Dana Rp 700 Miliar

marketeers article
Modern chicken farm, production of white meat

Harapan cerah di sektor agrifood menuntun PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menjalin kemitraan dengan firma investasi KKR. Investasi senilai lebih dari US$ 800 juta (setara Rp 700 miliar) dari KKR akan memuluskan langkah Japfa untuk meningkatkan ketahanan pangan, keamanan produk makanan, serta memenuhi permintaan pasar atas unggas dan protein di Indonesia.

Putut Djagiri, Deputy Head of Corporate Finance PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menyoroti harapan positif di industri agrifood, “Ada peluang besar untuk perkembangan yang berkelanjutan di industri agrifood Indonesia. Hal ini yang didorong oleh kuatnya pertumbuhan struktural konsumsi protein,” katanya di Jakarta, Senin, (15/8/2016).

Ia bilang, daging unggas kini menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Ini disebabkan oleh harganya yang terjangkau, jadi preferensi diet konsumen, dan mampu mendongkrak penetrasi pasar.

Japfa, akunya, siap memperkuat ketahanan pangan tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia. “Jejak kami sudah ada di Tiongkok, Vietnam, Myanmar, dan India,” tambah Putut.

Sementara itu, Managing Director KKR Jade Investment, Jaka Prasetya memandang praktek agrikultur mengalami perubahan drastis seiring kemajuan teknologi. Apalagi, terjadi perubahan demografis seperti meningkatnya kelas menengah, yang mendorong peningkatan permintaan untuk bahan makanan berkualitas.

“KKR berkomitmen untuk bermitra dengan perusahaan-perusahaan dan tim-tim manajemen yang kuat seperti Japfa,” ungkap Jaka di lokasi yang sama.

Keseriusan KKR menimang Japfa bukan baru sekali terjadi. Pada Juni 2016 lalu, KKR telah membeli 750 juta lembar saham baru Japfa. Jumlah tersebut setara 6,57% dari modal disetor dengan harga 935,60 rupiah per lembar saham. Selain itu, KKR juga membeli 3,87% saham saham milik induk perseroan dengan nilai saat itu sebesar Rp 1,08 triliun.

Jaka menilai, perusahaan yang terkenal dengan merek nugget ayam So Good ini merupakan perusahaan yang terus mencetak laba. Laporan keuangan kuartal dua tahun 2016 menunjukkan pendapatan Japfa meningkat 14,5%, disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan pakan ternak dan peternakan.

Apalagi, Japfa selalu mendapat “berkah” selama bulan Ramadan ketika konsumsi unggas mengalami lonjakan yang amat tinggi. “Efisiensi dalam operasi peternakan dan pakan ternak juga berperan dalam peningkatan keuntungan,” ujar Jaka.

Dengan segala agendanya itu, Japfa yakin pendapatan akan meningkat 10%-15% tahun ini dibanding tahun lalu. Laba pun sudah terlihat meningkat sejak semester pertama tahun ini akibat mata uang rupiah yang menguat terhadap dollar AS. Hal ini membuat harga bahan baku turun, sehingga marjin keuntungan bisa ditingkatkan.

Pada semester pertama lalu, belanja modal (capex) Japfa sebesar Rp 290 miliar rupiah. Sebagian besar dana tersebut dibelanjakan untuk perawatan unggas, seperti tambah gudang, prasarana, dan pembelian pakan ternak.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related

award
SPSAwArDS