Marketer Tak Harus Selalu di Industri yang Sama, Cobalah untuk Lintas Industri

marketeers article
marketer | sumber: 123rf

Ketika perusahaan ingin melakukan perekrutan pada marketer, salah satu syarat dan ketentuan yang tercantum adalah “memiliki pengalaman pada industri X”. Syarat ini bisa menjadi kelebihan, tetapi juga bisa membuat batasan pada performa seorang marketer. 

Marketer yang telah banyak memiliki pengalaman dalam satu industri amatlah baik. Ia bisa disebut expert, namun mungkin menjadi kurang inovatif pada ide-ide baru.

Ignatius Untung, Praktisi Marketing dan Behavioral Science mengungkapkan alasan marketer juga perlu lintas industri dan tidak harus secara terus menerus berada di industri yang sama. Berikut dua poin yang mungkin terjadi jika manajemen perusahaan hanya berfokus pada marketer yang memiliki pengalaman di industri yang sama dan merasa takut jika marketer-nya tidak memiliki pengalaman pada industri tersebut:

1. Bias 

Permasalahan utama manusia adalah sering kali terjebak bias, sama seperti peribahasa “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat.” 

Marketer sejago apa pun selalu struggle bikin positioning dan komunikasi untuk diri atau produk sendiri, makanya kita pakai agency. Agency bisa datang dengan ide menarik karena marketer-nya terlalu tahu banyak tentang produk yang mau dijual, sehingga mereka menjadi bias,” ujar Untung.

Ini membuktikan bahwa agency sebagai outsiders punya kesempatan untuk dapat berpikir jauh lebih netral, misal: konsumen butuhnya apa sih?

Hal ini pun berlaku pada perusahaan yang ingin merekrut marketer dari industri yang berbeda, maka risiko bias dapat ditekan.

BACA JUGA: Kenalan Lebih Jauh dengan Profesi Buzzer dalam Buzz Marketing

2. Ide baru

“Ketika kita membawa orang-orang dari kategori yang berbeda itu akan membawa fresh view,” ujar Untung. 

Hal ini berkaitan dengan creative thinking yang dapat diasah dengan melihat sesuatu dari cari perspektif yang berbeda. Latihlah dengan melakukan hal yang sama, tapi lakukan dengan cara yang berbeda. 

Sebagai seorang marketer, akan sulit jika ingin melakukan positioning yang baik namun framing-nya datang dari orang yang sama dengan sudut pandang yang itu-itu saja.

“Ide bagus dari kantor lama di bawa ke kantor baru, terus begitu aja. Akhirnya, industrinya enggak berubah, naiknya begitu terus. Dengan mempekerjakan orang dari kategori (industri) berbeda, kita punya bahan untuk nemuin hal menarik,” ujar Untung.

Jika perusahaan ingin mencari hal baru yang menarik, maka cobalah rekrut marketer dari industri yang baru. Namun, kombinasikan juga dengan orang lama untuk dapat memberikan feeling secure (rasa aman) atas sebuah kebaruan.

Untung juga menambahkan orang yang datang dengan background multi category (lintas industri) mampu melihat sesuatu dengan lebih holistik. 

“Ketika kita mengambil orang dari kategori yang berbeda, dia punya konteks yang lebih banyak, sehingga bisa lebih agile menghadapi perubahan,” ucap Untung.  

Dengan begitu, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika akan merekrut seorang marketer yang memiliki track record lintas industri, antara lain:

1. Apakah dia memiliki empati untuk mengerti konsumen?

2. Memiliki framework tentang marketing dalam melihat industri tertentu

3. Company culture

“Ketimbang kita fokus pada hal-hal yang terlalu spesifik yang sebenarnya enggak terlalu relevan, yaitu pengetahuan tentang kategori atau industri, lebih baik berfokus pada hal-hal tersebut,” tutur Untung.

BACA JUGA: Kenali Berbagai Profesi Marketing dan Kemampuan yang Dibutuhkan

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS