Akan Angkut 250 Juta Penumpang, Maskapai dan Airports Harus Akur

marketeers article
68680390 airplane in sunset sky

Data International Air Transport Association (IATA) memperkirakan pada tahun 2035 Indonesia akan mengangkut 250 juta penumpang per tahun dan menduduki posisi kelima dari sepuluh besar dunia pasar penumpang angkutan udara.

Permasalahannya saat ini adalah pasar penerbangan Indonesia sedang mengalami pelemahan ekonomi global dan harus berhadapan dengan persaingan yang ketat. Tentunya, hal ini memerlukan sinergi dari semua stakeholders industri aviasi nasional untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam rapat umum INACA (Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia) di Jakarta, Kamis (26/10), tema “Airlines & Airports Can Joinly Improve Safety, Boost Revenue, and Lower Cost”, dipilih guna membangun sinergi yang bdapat memberi manfaat maksimal bagi kelangsungan bisnis penerbangan di tanah air.

Menurut Ketua Umum INACA, Pahala N. Mansury beralasan pemilihan tema tersebut didasarkan pada kondisi dan perkembangan industri penerbangan tanah air saat ini yang membutuhkan kerjasama dari seluruh stakeholder mengingat Indonesia sebagai salah satu pasar industri aviasi terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia.

“Pertemuan kali ini tergolong istimewa, mengingat ini pertamakalinya bandara dan maskapai duduk bersama membahas berbagai potensi yang ada sehingga betul-betul memberikan manfaat besar baik dalam peningkatan faktor keselamatan penerbangan, optimalisasi pendapatan dan dengan efisiensi biaya operasional,” kata Pahala.

Ia menambahkan, sudah sepantasnya perusahaan penerbangan dan bandara memperkuat sinergi dan memanfaatkan peluang dari potensi ini. Ini didasarkan pada potensi dan upaya keras pemerintah, mulai dari percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan perizinan rute, hingga promosi Indonesia.

Baginya, INACA selaku pelaku industri penerbangan Indonesia sangat dituntut untuk terus melakukan pembenahan yang menempatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan penerbangan sebagai aspek yang paling utama.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga beranggapan bahwa seluruh stakeholder industri penerbangan harus bersinergi untuk membangun sebuah konektivitas yang dapat mendorong perkembangan industri pariwisata di Indonesia. Baginya, konektivitas yang tengah dibangun bersama ini akan memberikan banyak manfaat positif bagi pariwisata Indonesia. Maskapai, bandara dan seluruh stakeholder industri penerbangan di Indonesia harus terus bersinergi dan berinovasi agar terciptanya industri penerbangan dan industri pariwisata dalam negeri yang kompetitif, efisien, dan profitable.

“Harapan kami kiranya seluruh stakeholder industri penerbangan dan pemerintah dapat membangun sinergi yang lebih intensif lagi untuk menjadikan penerbangan Indonesia dapat terus menjadi tuan rumah di dalam negeri,” ujar Budi.

Dalam pertemuan INACA ini turut dibahas terkait rencana membangun “common sense”, kolaborasi intensif maskapai dan pengelola bandara, kerjasama infrastruktur,  hingga pembentukan dewan penerbangan nasional yang mensinergikan langkah-langkah strategis & operasional, serta Airport Operation Control Center yang mengatasi berbagai kendala di bandara.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS