Masker Kain Jadi Opsi Atasi Keterbatasan Masker untuk Tenaga Medis

marketeers article
flat lay design of black and pink colorful fashion face mask handmade from fabric cloth on blue background

Langkanya barang-barang terkait dengan kebersihan dan kesehatan, mulai dari hand sanitizer hingga masker sedang dialami di banyak negara. Hal tersebut terjadi setelah pengumuman kasus coronavirus (COVID-19). Masyarakat kian sadar tentang pentingnya menjaga keamanan diri ketika berada di luar rumah.

Selain Indonesia, Amerika Serikat (AS) juga menghadapi kesulitan yang sama. Lonjakan temuan COVID-19 terjadi di AS. Hingga Senin (06/04/2020) tercatat 336.673 kasus dengan total kematian 1.165 dan 17.977 orang dinyatakan sembuh.

Saat ini, AS menjadi negara dengan kasus terbanyak di dunia. Kewaspadaan masyarakat agar terhindar dari virus ini pun terus meningkat. Hal tersebut pada akhirnya memengaruhi stok barang untuk menjaga diri dari penyakit, salah satunya masker.

Menyadari hal tersebut,  Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan warga AS menggunakan penutup wajah buatan sendiri untuk mencegah penyebaran COVID-19. “Kami menyarankan hal ini untuk membantu orang-orang yang sudah mengetahui bahwa dirinya terjangkit atau pun belum untuk bisa mencegah penyebaran ke orang lain,” ujar Kepala Pelayanan Kesehatan Publik AS Jerome Adams, dilansir dari The Verge.

Saat kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di AS pada Januari lalu, CDC mengatakan hanya tenaga medis dan orang yang benar-benar sakit disarankan mengenakan masker. Tenaga medis biasanya menggunakan masker yang digunakan ketika operasi dan respirator N95 yang memiliki teknologi penyaringan udara hingga partikel terkecil.

Namun, tim khusus Gedung Putih dan CDC beberapa waktu terakhir melakukan evaluasi ulang untuk rekomendasi tersebut. CDC menyarankan masyarakat menggunakan penutup wajah dari kain karena menjaga jarak yang jelas di publik sulit dipastikan.

Dengan menutup wajah berbahan kain tersebut, partikel virus diharapkan dapat terhalangi untuk masuk ke dalam tubuh. Kendati demikian menjaga jarak sekitar 1 meter tetap harus dilakukan walaupun dengan penggunaan masker.

AS saat ini mengalami keterbatasan stok masker yang sesuai dengan standarisasi medis. Hal ini tentu membahayakan para tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien. Masyarakat umum pun terus diminta untuk tidak membeli masker berstandar tersebut karena akan semakin membahayakan garda terdepan penanggulangan virus ini. Sehingga opsi masker kain saat ini terus diupayakan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS