McKinsey: Indonesia Saat ini Seperti China 2010

marketeers article

Penjualan barang-barang secara online di Indonesia terus meningkat. McKinsey & Company dalam risetnya memprediksi nilai transaksi ini bisa meningkat hingga Rp 910 triliun dalam lima tahun ke depan. Tentu, kabar baik ini akan mendukung positif pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kondisi Indonesia kini pun dinilai sama seperti China beberapa tahun silam.

Bertajuk The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia’s Economic Development, McKinsey menyoroti bukan hanya soal pesatnya pertumbuhan penjualan online tetapi juga menguntungkan ekonomi negeri dan kesetaraan sosial.

“Indonesia saat ini punya fundamental yang baik. Memiliki 72 juta populasi consuming class atau 27% dari total populasi. Pertumbuhannya pun mencapai 8% per tahun,” ujar Philia Wibowo, Presiden Direktur PT McKinsey Indonesia kepada Marketeers beberapa waktu lalu.

Philia melanjutkan, meski hanya mewakili 5% dari total penjualan ritel di Indonesia, ternyata perdagangan online (e-tailing) negeri ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara dengan estimasi penjualan senilai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 112 triliun (estimasi nilai US$ 1 = Rp 14.000) pada tahun 2017.

“Pergerakan perdagangan online Indonesia saat ini menunjukkan kondisi China pada tahun 2010. Dengan indikator penetrasi e-tailing, PDB per kapita, penetrasi internet, pembelanjaan ritel, dan urbanisasi di tingkat yang serupa,” lanjut Philia.

Berdasarkan pertumbuhan perdagangan online China yang sangat cepat dari 3% pada 2016 ke 16% saat ini, sangat mungkin bagi Indonesia untuk bertumbuh dengan kecepatan yang sama -atau bahkan lebih cepat. Hal ini dikarenakan kegemaran masyarakat Indonesia dalam menggunakan ponsel pintar serta media sosial yang begitu masif. Akankah ini terjadi? Jawabannya ada di jari-jemari Anda.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related

award
SPSAwArDS