Bagaimana Menciptakan Arus Informasi Yang Positif di Era Digital

marketeers article
50536264 filming creative video footage with professional video camera during the night

Penetrasi internet di Indonesia merupakan peluang yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk memicu inovasi dan kreativitas masyarakat. Berdasarkan hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, sebanyak 143,26 juta dari 262 juta penduduk Indonesia sudah melek internet. Artinya, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 54,68% dari total keseluruhan penduduk Indonesia.

Riset yang dirilis oleh wearesocial.com menunjukkan bahwa durasi penggunaan internet di Indonesia menduduki peringkat ke-4 di dunia dengan rata-rata durasi 8 jam 51 menit setiap harinya. Untuk itu, pelaku media digital memegang peranan penting dalam terciptanya arus informasi digital yang positif serta membangun.

Menurut Najwa Shihab selaku jurnalis dan founder Narasi TV, ada perubahan besar dalam cara masyarakat mengonsumsi informasi di media digital. Hal ini membuat relasi antara jurnalis dan pembuat konten semakin dekat dengan publiknya, sehingga komunikasi yang terjadi bukan lagi satu arah namun dua arah.

Untuk itu ia menyebutkan bahwa konten, kolaborasi, komunitas, dan kemampuan untuk membuat hal penting menjadi menarik menjadi kunci utama dalam perkembangan media digital. Apapun yang tampil di layar kita akan melebihi waktu, melampaui generasi, membentuk wajah dan kepribadian negeri.

“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk dapat memanfaatkan media digital sebagai sarana bertukar pikiran yang berbobot dan edukatif. Masyarakat harus sadar bahwa begitu memasuki dunia internet, rekam jejak digital menjadi abadi,” tutur Najwa.

Meluasnya penetrasi digital dan perubahan perilaku masyarakat Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri bagi media massa. Hal ini yang membuat Dahlan Dahi selaku Director Tribunnews.com, menilai perkembangan teknologi memberikan warna baru dalam industri media.

“Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan, kita harus lihai dalam melihat perilaku audiens. Sekarang informasi dapat diakses di manapun dan kapanpun dengan sangat mudah melalui gawainya, sehingga masyarakat terbiasa dengan laju informasi yang cepat. Media harus kreatif menyajikan informasi yang tidak saja relevan, tapi juga punya value kepada pembaca,” tambahnya.

Hal senada juga diamini oleh Vice Indonesia, melalui Ardyan M. Erlangga selaku Managing Editor Vice Indonesia, media digital memiliki tantangan tersendiri. Pelaku harus pintar dalam memilah informasi mana yang layak untuk dipublikasi dan yang tidak. Selain itu, pemilihan topik dan media komunikasi juga menjadi hal yang krusial dalam menggaet penonton atau pembaca.

“Untuk itu, perspektif baru dari sebuah peristiwa dan kepiawaian memilih topik yang belum ada di media lain merupakan strategi kami dalam mengisi ruang di industri media digital. Dengan pendekatan imersif, topik tidak harus selalu baru tapi bisa dikemas berbeda, segar dan bisa ditonton atau dibaca kapan saja,” pungkas Ardyan.

 

Editor: Eko Adiwaluyo 

Related

award
SPSAwArDS