Mendag: Perekonomian Indonesia Menunjukan Tren Positif

marketeers article
Ilustrasi profitabilitas (Sumber: 123RF)

Setelah sukses menggelar Indonesia Knowledge Forum sembilan kali, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui BCA Learning Service kembali menghadirkan gelaran forum Indonesia Knowledge Forum X 2021. Mengusung tema Towards Business Rebound: Accelerate Economic Recovery Through Knowledge, BCA menghadirkan berbagai narasumber dengan berbagai latar belakang untuk mengisi sesi seminar.

Muhammad Lutfi selaku Menteri Perdagangan Republik Indonesia turut hadir untuk mengisi sesi yang bertajuk Empowering Indonesian Economy Through Trade. Dalam pemaparannya, Lutfi menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia telah menunjukan tren yang positif. Konsumsi, ekspor serta impor Indonesia telah kembali normal. Bakan, pada Januari 2021 lalu, surplus perdagangan telah mencapai 26,6 miliar dolar.

“Hampir semua industri mulai tumbuh secara sehat. Indonesia sebenarnya sekarang ini sedang on the way recovery. Surplus perdagangan sudah tembus setidaknya 10% dibandingkan tahun lalu. Kalau kita konsistem sampai akhir tahun, kita akan memecahkan rekor tertinggi surplus perdagangan, yaitu bisa mencapai 30 miliar dolar,” papar Lutfi, di acara Indonesia Knowledge Forum X 2021, Kamis, (07/10/2021).

Kemudian Lutfi menyampaikan bahwa akan terjadi hilirisasi dari industri-industri di Indonesia. Menurutnya, saat ini pasar Indonesia menunjukan bahwa Indonesia sedang menuju ke hulu industri. Hal tersebut didukung dengan komoditas pertambangan yang menunjukan pertumbuhan.

“Kalau kita melihat struktur dari pada indusrialisasi di Indonesia di masa sekarang dan yang akan datang, menunjukan bahwa akan terjadi hilirisasi. Industrialisasi secara komprehensif akan terjadi. Maka dari itu, kita harus bisa memastikan produk Indonesia bisa menembus pasar dan bersaing dengan negara lain,” jelas Lutfi.

Lutfi juga mengatakan bahwa sektor perbankan memiliki peran penting untuk bisa mendorong Indonesia keluar dari middle income trap. Menurutnya, bantuan dari sektor perbankan yang baik, kuat, dan ekspansif ini dibutuhkan untuk menembus industrialisasi di Indonesia.

“Bantuan dari sektor perbankan ini menjadi suatu hal yang strategis. Tidak ada satu negara pun yang bisa keluar dari middle income trap tanpa bantuan dari sektor ini. Dengan struktur keuangan yang baik, Indonesia bisa menjadi negara super power, baik untuk ekspor dan impor serta keluar dari middle income trap,” tutur Lutfi.

Saat ini, climate change merupakan permasalahan yang nyata dan harus dihadapi secara positif bersama-sama. Sebab itu, Kementrian Perdagangan pun mulai bersiap dan sedang berupaya untuk memberikan struktur baru agar produk-produk Indonesia bisa menjadi produk yang ramah lingkungan, sustainable, dan bertanggung jawab.

“Kami memutuskan untuk mulai bersiap menghadapi permasalahan ini. Ini tren perdagangan baru dan harus siap kita hadapi. Saat ini, kami sedang mempelajari tentang voluntary carbon market, sehingga nantinya kalau tercapai, kita bisa mendapaikan penghasilan dari penjagaan hutan di Indonesia,” kata Lutfi.

Selanjutnya, menurut Lutfi untuk mencapai perekonomian yang maju, Indonesia juga harus mengedepankan ekonomi digital. Menurutnya, jika masyarakat tidak bisa aktif dalam indutrialisasi, masyarakat harus aktif dalam menjaga lingkungan. Akan tetapi, jika tidak bisa keduanya, mereka harus bisa untuk mengubah gaya hidupnya menjadi berbasis digital.

“Ekonomi digital penting, jadi kita harus sama-sama embrace penetrasi dari ekonomi digital ini. Selain itu, kita harus ingat bahwa ini berbasis teknologi, jadi harus mengedepankan inovasi. Kementrian Perdagangan berjanji untuk menjaga pasarnya dan memastikan semua yang berkompetisi di dalam ekonomi digital ini, terutama e-commerce bisa bersaing dengan sehat untuk menghasilkan perdagangan yang adil dan bermanfaat,” tutup Lutfi.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related

award
SPSAwArDS