Menerawang Lanskap Ekonomi Digital RI Tahun 2025

marketeers article
Hand holding mobile phone with Digital economy word with blue blurred background,Digital marketing concept.

Ekonomi digital di Indonesia diperkirakan terus tumbuh hingga tahun 2025 meskipun tidak setinggi pada masa-masa pandemi COVID-19. Dalam laporan terbaru e-Conomy SEA 2023 report: Indonesia menunjukkan  ekonomi digital akan terus tumbuh hingga US$ 110 miliar atau setara Rp 1.727 triliun (kurs Rp 15.701 per US$) hingga tahun 2025 yang didorong oleh sektor e-commerce.

Dalam laporan tersebut, secara makro pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia cenderung akan kembali ke level yang sedang setelah tingginya inflasi pada 2022 saat merebaknya wabah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diprediksi naik lebih tinggi dibanding rata-rata regional dan menjadi pendorong utama kenaikan ekonomi digital.

BACA JUGA: Jokowi Beberkan Potensi Ekonomi Digital Rp 11.250 Triliun pada 2030

Secara terperinci, pertumbuhan tertinggi terjadi pada bisnis perjalanan online atau ride hailing yang mencapai 21% pada periode 2023 hingga 2025 dengan nilai sebesar US$ 9 miliar. Kemudian diikuti oleh e-commerce mengalami pertumbuhan sebesar 15% dengan nilainya mencapai US$ 82 miliar atau yang terbesar dibandingkan sektor lain.

Pada periode tersebut layanan pesan-antar makanan atau food delivery tumbuh sebesar 13% dengan nilai mencapai US$ 9 miliar. Terakhir, yakni media online yang tumbuh 12% dengan nilai US$ 8 miliar.

BACA JUGA: Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksikan Capai US$ 330 Miliar

Sumber: e-Conomy SEA 2023 report: Indonesia.

“Pemain e-commerce, pengantaran makanan, dan transportasi online telah mengurangi jumlah promosi dan insentif yang mereka tawarkan demi menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas, pertumbuhan mereka melambat setelah konsumen yang sensitif harga memilih opsi lain. Namun, jumlah pengguna yang setia masih cukup banyak, sehingga mengimbangi penurunan pertumbuhan pasar dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan bersih,” tulis laporan tersebut dikutip, Selasa (14/11/2023).

Kabar buruknya datang dari kondisi perekonomian dunia yang makin tidak stabil selepas merebaknya pandemi. Hal ini menyebabkan investor cenderung menahan modalnya untuk startup maupun industri digital sejak 2022.

Tercatat, pada paruh semester I tahun 2022 jumlah pendanaan yang masuk sebesar US$ 3,3 miliar. Kemudian pada semester II tahun 2022 turun menjadi US$ 1,8 miliar dan terus menunjukkan tren negatif hingga semester I tahun 2023 yang hanya US$ 0,4 miliar.

Sumber: e-Conomy SEA 2023 report: Indonesia.

Selain kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu, regulasi juga memengaruhi realisasi investasi di industri startup dan industri digital Indonesia. Bahkan, ke depan regulasi bisa menjadi penentu arah pertumbuhan ekonomi digital.

“Di satu sisi, standar dan kerangka pembayaran digital nasional telah membuat adopsi pembayaran digital naik pesat. Di sisi lain, larangan baru terhadap impor e-commerce di bawah US$ 100 untuk mendukung pedagang lokal dapat berdampak negatif pada keseluruhan pasar,” tulisnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS