Mengapa Pelaku Bisnis di ASEAN Masih Optimistis?

marketeers article

Grant Thornton merilis berbagai ulasan dan data terbaru terkait masa depan bisnis Asia Pasifik di pengujung tahun 2018. Kawasan ini tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi yang konsisten dan di atas pertumbuhan global. Ini salah satunya didorong oleh kinerja berbagai negara ASEAN dengan prospek pertumbuhan lebih dari 5% hingga tahun 2022.

Optimisme di antara kalangan pelaku bisnis di kawasan ASEAN juga telah mencapai level rekor baru yakni 64%. Padahal, rata-rata optimisme Asia Pasifik berada di level 55% dan Global di angka 54%.

Grant Thornton menyelami faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong tingginya optimisme bisnis dalam rangkaian laporan International Business Report (IBR) yang dirilis tiap kuartal. Perusahaan menemukan fakta bahwa infrastruktur muncul sebagai peluang utama bagi kebanyakan pelaku bisnis di ASEAN.

Sekitar 42% pelaku bisnis di Kawasan ASEAN meyakini infrastruktur akan mendorong prospek pertumbuhan bisnis di ASEAN dan mendukung terciptanya sarana untuk  meningkatkan kesejahteraan.

Pesatnya urbanisasi mendorong peningkatan infrastruktur untuk transportasi dan pergerakan barang demi mendukung perkembangan ekonomi yang kencang. Pertumbuhan populasi rata-rata di berbagai negara Asia Tenggara antara 2015-2020 tercatat lebih dari 1%. Namun, di daerah perkotaan pertumbuhan tersebut diperkirakan lebih dari dua kali lipatnya.

Di Asia Tenggara, hasil survei menunjukkan bahwa pelaku bisnis di Indonesia mengharapkan pembangunan infrastruktur lokal benar-benar direalisasikan (58%), disusul pelaku bisnis di Filipina (48%).

Hal ini tampaknya sejalan dengan kebijakan pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo. Pada tahun 2016, pemerintah menguraikan agenda pembangunan sebesar US$ 327 miliar yang dialokasikan untuk mengembangkan berbagai proyek prasarana termasuk jalan, bandar udara hingga jaringan kereta.

Kurniawan Tjoetiar, Partner Business Advisory/Legal Services Grant Thornton Indonesia mengungkapkan, “Para pelaku bisnis sangat menantikan berbagai peluang dari infrastruktur yang bertambah baik.”

Meskipun optimisme bisnis terhitung tinggi, pada saat yang sama, kekhawatiran akan perubahan iklim serta dampak bencana alam belakangan ini juga dianggap sebagai ancaman nyata selain ancaman konflik antarwilayah. Namun, para pelaku bisnis tetap meyakini kerjasama antarwilayah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mampu mengatasi berbagai risiko yang disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut.

 Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS