Mengapa Pemain Garmen Kian Agresif?

marketeers article

Meski diterpa kondisi perekonomian yang tidak menentu, industri garmen di Indonesia tetap prospektif. Bahkan, pengembangan industri garmen semakin mengarah pada bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Pelaku industri ini membidik produksi bahan baku serat kain hingga masuk ke sektor ritel yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir. Tidak hanya itu saja, aliran investasi dan pendirian pabrik baru serta perluasan fasilitas produksi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan langkah nyata dalam mengembangkan industri garmen.

Melihat perkembangan yang terjadi di Indonesia, Menteri Perindustrian Saleh Husin, investor, dan pelaku bisnis menilai Indonesia tetap prospektif untuk penanaman modal jangka panjang. “Rekan-rekan pelaku industri garmen yang sudah ada, saya lihat semakin agresif berekspansi menambah pabrik dan memperluas pasar ekspor. Untuk industri padat karya seperti garmen, maka berarti lapangan kerja semakin banyak tercipta,” kata Saleh Husin di Boyolali, beberapa waktu lalu.

Sepanjang triwulan I 2015, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) industri TPT naik 25,4% menjadi Rp 455,1 miliar dari periode yang sama 2014 yang sebesar Rp 362,8 miliar. Sedangkan, untuk Penanaman Modal Asing (PMA)  tekstil sampai dengan triwulan I tahun 2015 investasinya mencapai US$ 63 juta atau sekitar Rp 850,5 miliar.

Kemenperin mencatat, industri tekstil berperan sebagai penyumbang devisa, penyedia sandang nasional, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur. Secara lebih luas, di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah terdaftar investasi baru senilai Rp 2.500 triliun yang menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial secara ekonomi.

“Apalagi, sepanjang semester I 2015 ini cukup banyak investasi baru yang saya resmikan, sejumlah 15 industri yang tersebar di Bekasi, Cikarang, Cilegon, Bogor, Karawang, Garut, Gresik, Semarang, Boyolali, Palu hingga Morowali,” tambah Saleh Husin. 

Sementara itu, ditemui pada kesempatan yang sama, anggota DPR RI komisi VI Endang Srikarti menyambut baik perkembangan industri garmen. Ditambah dengan perusahaan garmen yang berekspansi di daerah diharapkan mampu menyerap tenaga kerja massal. “Ini sekaligus mengurangi urbanisasi dan menumbuhkan ekonomi daerah,” tandas Endang.

Related

award
SPSAwArDS