Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini berkembang sebagai sistem yang makin kompleks dan otonom. Dalam perkembangannya, AI diklasifikasikan ke dalam lima level berbeda berdasarkan kemampuan dan fungsinya.
Ardhi Ridwansyah, Deputy CEO MarkPlus Institute mengatakan, kelima level ini mencerminkan tahapan evolusi teknologi AI yang berpotensi menggantikan peran manusia dalam sejumlah fungsi strategis. Tak heran, perusahaan di berbagai sektor mulai mempertimbangkan dampaknya terhadap operasional dan proses bisnis.
“Conversational AI adalah tahap awal berupa AI yang dapat melakukan percakapan alami dan lancar dengan manusia, seperti ChatGPT atau bot layanan pelanggan,” kata Ardhi Ridwansyah, dalam acara Al-Human Co-Facilitation Technique yang digelar MarkPlus Institute di Philip Kotler Theatre Class, 88Tower 8th Floor, Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Level berikutnya adalah Reasoning AI, yang mampu memecahkan persoalan rumit setara pakar manusia tanpa bantuan eksternal. AI ini bekerja dengan logika dan penalaran yang menyerupai manusia.
BACA JUGA: Berkaca dari Kecelakaan Pesawat Air India, Benarkah Kursi 11A Paling Aman?
“Reasoning AI adalah kemampuan AI untuk menyelesaikan masalah rumit setara pakar manusia tanpa bantuan alat tambahan, dengan menunjukkan penalaran yang menyerupai manusia,” ujarnya.
Dalam praktiknya, Reasoning AI bisa dimanfaatkan dalam analisis data strategis dan perencanaan bisnis. Teknologi ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
Kemudian hadir Autonomous AI, yang dapat menjalankan tugas dalam waktu panjang secara mandiri. AI ini mampu menyesuaikan strategi dan mengambil tindakan berdasarkan kondisi yang berubah.
Autonomous AI akan relevan bagi perusahaan yang ingin mengotomatisasi proyek berdurasi panjang. Menurutnya, pada level ini, peran manusia dalam fungsi pengawasan dapat diminimalkan karena AI mampu menyesuaikan langkah kerja secara dinamis.
Berikutnya adalah Innovation AI, AI yang tidak hanya menjalankan proses, tetapi juga menciptakan proses atau solusi baru secara independen. AI ini memosisikan diri sebagai pencipta, bukan sekadar eksekutor.
Puncaknya adalah Organizational AI, sistem multi-agen yang mampu mengelola dan menggerakkan operasional organisasi secara menyeluruh tanpa campur tangan manusia.
BACA JUGA: Terapkan 6 Prinsip Ini jika Ingin Raih Kebebasan Finansial
“Organizational AI merupakan sistem multi-agen yang mampu mengelola dan menggerakkan operasional organisasi secara mandiri,” tutur Ardhi.
Ia menekankan, setiap tingkatan mencerminkan loncatan kapabilitas AI yang berdampak langsung terhadap dunia kerja dan struktur organisasi. Transformasi ini mendorong perusahaan untuk berinovasi dan beradaptasi secara cepat.
Pemahaman terhadap kelima level ini pun dianggaap penting untuk memetakan strategi integrasi teknologi secara bertahap. Meskipun memang, tidak semua perusahaan siap langsung ke level tinggi, tetapi memahami potensi tiap level adalah kunci awal adaptasi.
Ia menilai, perusahaan yang memahami perkembangan ini sejak dini akan memiliki posisi kompetitif lebih kuat. Karena, selain efisiensi operasional, pemanfaatan AI juga berkontribusi pada inovasi dan percepatan pencapaian target bisnis.
Editor: Eric Iskandarsjah Z