Menilik Dampak Perkembangan AI Terhadap Profesional HR

marketeers article
Jobseeker Tangkap Optimalisasi AI Pada HR. (FOTO: Marketeers/Vedhit)

Dalam perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), terdapat potensi yang dapat merubah wajah Sumber Daya Manusia (SDM). CEO Nusameta, WIR Group, Stephen Ng, menyatakan bahwa AI membuka peluang bagi para profesional HR untuk memfokuskan diri pada aspek pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan empati.

“AI dapat membantu mengatasi tugas-tugas rutin dan administratif, seperti proses rekrutmen dan onboarding. Keuntungan lainnya adalah kemampuan AI dalam menganalisis data karyawan secara lebih akurat, membantu para profesional HR membuat keputusan yang tepat dalam hal rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karyawan,” kata Stephen saat talkshow podcast Jobseeker (19/10/2023).

Namun, ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh praktisi HR dalam mengimplementasikan teknologi AI. Salah satunya adalah ketika melakukan proses rekrutmen, di mana algoritma AI bisa saja mengesampingkan kandidat berkualitas akibat perbedaan algoritma yang telah ditentukan, mengabaikan aspek budaya dan soft skill yang penting.

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya keragaman dan inovasi dalam tenaga kerja. Selain itu, pentingnya hubungan interpersonal dalam pelatihan karyawan tidak dapat digantikan oleh sistem AI. Pasalnya, AI tidak memiliki kemampuan membangun hubungan, memberikan dukungan, atau berinteraksi secara manusiawi.

BACA JUGA: Naik 21,6%, Realisasi Investasi Kuartal III Capai Rp 374,4 Triliun

Mengandalkan algoritma AI untuk pengambilan keputusan juga dapat mengurangi unsur intuisi dan penilaian manusia. Chandra Ming, CEO dan Founder Jobseeker Company menjelaskan bahwa AI memiliki potensi besar dalam mengotomatisasi berbagai tugas, berbasis data, dan meningkatkan pengambilan keputusan di SDM.

“Penting bagi organisasi untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara otomatisasi dan interaksi manusiawi. AI harus dilihat sebagai alat pendukung, bukan pengganti, bagi profesional SDM,” ujar Chandra.

Pentingnya kepemimpinan yang berpikiran maju dalam menghadapi era AI dan otomatisasi juga ditekankan oleh Helmy Yahya. Menurutnya, meskipun teknologi AI dan otomatisasi akan memberi dampak signifikan pada pekerjaan di masa depan, keterampilan manusia dan kecerdasan emosional tetap penting.

“Pemimpin SDM yang visioner memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara teknologi dan interaksi manusia, menciptakan lingkungan kerja yang holistik,” ujar Helmy.

BACA JUGA: Hingga Oktober 2023, Pelita Air Layani Lebih dari 1 Juta Penumpang

Dalam menghadapi penyebaran AI dan otomatisasi yang semakin meluas, organisasi perlu memperhatikan isu-isu etis seperti privasi data dan bias dalam pengambilan keputusan. Pemimpin SDM yang berorientasi ke masa depan harus proaktif mengatasi masalah ini untuk menjaga reputasi dan integritas perusahaan.

Dengan memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab, para profesional HR dapat menyongsong masa depan dengan percaya diri, terus berinovasi, dan meningkatkan kompetensinya dalam organisasi.

Kunci suksesnya adalah memahami bahwa AI adalah mitra bagi SDM, yang bertindak sebagai kekuatan pelengkap yang meningkatkan kemampuan manusia, bukan sebagai ancaman yang menggantikannya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS