Menilik Outlook Bisnis Data Center di Indonesia

marketeers article
Ilustrasi. (FOTO: 123rf)

Transformasi digital kian masif terjadi di berbagai lini bisnis dalam negeri. Potensi bisnis data center pun diproyeksi kian prospektif. Pasalnya, data center merupakan tulang punggung dari transformasi digital itu sendiri.

Dari kacamata CEO DCI Indonesia Toto Sugiri, bisnis data center di Indonesia akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini didorong oleh transformasi digital yang masif terjadi akibat situasi pandemi COVID-19, ditambah dengan jumlah startup digital dalam negeri yang telah menjadi Unicorn hingga Decacorn.

“Transformasi digital yang masif akan mendorong pertumbuhan data center yang terus meningkat. Untuk memenangkan bisnis di berbagai sektor industri, teknologi menjadi hal yang diutamakan untuk dipertimbangkan,” ungkap Toto dalam wawancara eksklusif bersama Marketeers, beberapa waktu lalu.

Toto mencoba melakukan perbandingan dengan negara lain, seperti Jepang. Berdasarkan laporan Cushman & Wakefield, Jepang memiliki sekitar 10 Watt per kapita. Apabila diasumsikan seluruh penduduk Indonesia menggunakan fasilitas data center yang ada di Indonesia, maka Indonesia dapat memiliki market share di atas 2,6 Gigawatt. Saat ini, size Indonesia berkisar 50-70 MW.

“Bisa dikatakan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar pada size atau dapat diestimasikan di atas dua Gigawatt atau sama dengan 2000 MW. Dilihat dari prediksi perkembangan tahun depan, ada kemungkinan Indonesia sudah mencapai 100 MW. Secara real jika dilihat dari apa yg dikembangkan sekarang, ini berarti market data center sangat potensial,” terang Toto.

Selain itu, kebutuhan data center dengan performa low latency pun akan semakin dicari.

Pasalnya, kepadatan lalu lintas data tentu akan berpengaruh pada kinerja pengirim data, terlebih jika jarak lokasi antara pengguna dan penyedia data center cukup jauh. Oleh karena itu, jika data center tidak berada di Indonesia, maka akan timbul tingkat latency yang tinggi.

Tak mau kehilangan peluang, DCI berupaya mengembangkan size data center dengan melakukan pembangunan gedung data center secara bertahap. Hal ini dilakukan agar perusahaan mampu memperbesar pasar dan kontribusi untuk ekonomi digital Indonesia.

“Saat ini, DCI telah mengoperasikan tiga gedung data center dengan total kapasitas 22 MW. Target kami pada 2021, DCI akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 MW. Pembangunan gedung data center akan dilakukan secara bertahap dengan fokus di wilayah Jabodetabek,” ujar Toto.

Kebutuhan data center dalam negeri akan semakin dicari di berbagai sektor industri. Mulai dari financial institution, network service providers, e-commerce, cloud service providers, hingga enterprise lokal dan multinasional diyakini menjadi target market yang potensial.

Bicara soal kompetisi, Toto memprediksi akan ada banyak pemain asing data center yang masuk ke Indonesia pada tahun depan. Kompetisi pun akan semakin ketat. Bagi pemain asing, tantangan yang muncul akan berkaitan dengan syarat permodalan.

Related

award
SPSAwArDS