Mesranya Indonesia dan Tiongkok dalam Investasi

marketeers article

Hubungan Indonesia dan Tiongkok bisa dibilang pasang surut. Pada sektor pertahanan terkadang kedua negara ini saling bersitegang soal teritorinya. Sementara, pada sektor ekonomi keduanya terlihat amat mesra. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor asal Tiongkok di Indonesia.

Dari data yang dimiliki oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam periode semester pertama 2016 saja, investasi dari Tiongkok mencapai US$ 1,01 miliar. Ini merupakan negara keempat teratas sumber investasi asing (FDI) yang masuk ke Indonesia.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo bertemu dengan 1.000 investor Tiongkok dalam rangka forum G-20 di Shanghai, Tiongkok. Presiden mengajak para investor asal Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia dalam beragam sektor seperti manufaktur, kelistrikan, pariwisata, serta sektor digital. Bahkan,  Presiden Joko Widodo mengangkat CEO Alibaba Jack Ma sebagai penasihat presiden.

Dalam peresmian pabrik Yangtze Optical Fibre Indonesia (YOFI) di Karawang, Kamis (9/9/2016), Tan Shufu selaku Economic and Commercial Counselor Mission of People Republic of China to ASEAN menyampaikan bahwa sudah 25 tahun Tiongkok membuka kerjasama dengan negara-negara ASEAN dan Indonesia merupakan negara pertama yang melakukan kerjasama dengan Tiongkok. Indonesia merupakan negara ketiga yang menjadi destinasi pilihan investor Tiongkok untuk berinvestasi.

“Kerjasama Indonesia dan Tiongkok sudah sangat kuat. Hal ini tidak lepas dari dukungan kedua belah pihak untuk meningkatkan kerjasama strategis dalam beragam sektor,” jelas Tan Shufu.

Pabrik YOFI yang baru saja diresmikan ini berdiri di atas nilai investasi sebesar US$ 30 juta dan menjadikannya sebagai pusat dari produksi serat optik di Indonesia dan ASEAN. YOFI memiliki kapasitas produks tiga juta kilometer serat optik per tahunnya.

YOFI melengkapi portofolio investor Tiongkok di Indonesia. Sebelumnya, sudah ada PT Sulawesi Mining Investment yang bergerak pada bidang pertambangan nikel di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah. Kemudian PT Virtue dragon Nickel Industry yang bergerak di bidang pengolahan ferronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, dan Anhui Conch Cement Company yang bergerak di bidang industri semen dengan total investasi sebesar USD 5,7 miliar dan kapasitas produksi sebesar 20 juta ton per tahun.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS