Milenial Ingin Memberikan Impact, Tapi Bagaimana Caranya?

marketeers article

Sebagai salah satu generasi yang dominan saat ini, kalangan milenial terus dipacu untuk memiliki pola pikir layaknya seorang wirausaha. Munculnya startup-startup baru yang menyandang gelar unicorn membuat banyak generasi mudah turut berminat untuk membangun bisnisnya sendiri.

Salah satu konten kreator paling populer saat ini, Deddy Corbuzier menilai bahwa milenial di Indonesia adalah generasi yang rata-rata memiliki jenjang pendidikan tinggi. Selain itu, Deddy memahami bahwa milenial saat ini memiliki rasa ingin tahu yang luas dan memiliki hasrat untuk bisa memberikan dampak pada lingkungan sekitar.

“Namun, permasalahannya adalah banyak milenial yang tidak tahu bagaimana caranya mereka bisa memberikan dampak tersebut,” ujar Deddy di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Salah satu kendala di kalangan milenial adalah masih suka mendengarkan omongan atau pendapat dari orang lain. Semisal mereka ingin menciptakan sesuatu, maka mereka akan bertanya ‘nanti orang bakal bilang seperti apa?’. Hal ini di satu sisi baik untuk pengembangan produk atau pun ide kreatif. Namun di satu sisi hal ini justru bisa membuat kreativitas berhenti. “Kalau kita bisa menghilangkan pola pikir seperti itu makan jalan kita bisa lebih maju,” ujar Deddy.

Sementara itu, menurut Axton Salim selaku Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), menilai penting buat generasi muda untuk memahami pola pikir wirausaha secara benar. Milenial menurutnya harus bisa mendengar beragam masukan dan terbuka akan segala kemungkinan. Tidak cepat menyerah, gigih, dan dinamis.

“Menjadi wirausaha atau pola pikir wirausaha layaknya two ways relationship. Harus ada take and give dan mau belajar banyak hal,” tutup Axton.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS