Miliki Keunikan, Kunci Lapis Bogor Sangkuriang Dulang Kesuksesan

marketeers article

Jika jalan-jalan ke daerah Bogor, Anda tidak hanya menemukan oleh-oleh khas Bogor, seperti talas maupun asinan. Anda juga akan menemukan Lapis Bogor Sangkuriang yang tak kalah tenar dengan makanan lain di kota Hujan ini. Nah, di balik merek ini terdapat nama Rizka Wahyu Romadhona, sang pemilik Lapis Bogor Sangkuriang.  

Sebelum memulai usaha lapis bogor Sangkuriang pada tahun 2011, Rizka sempat memiliki usaha bakso bersama suaminya. Awalnya Rizka merupakan pekerja kantoran. Kemudian, pada tahun 2010, ia mengundurkan diri dan membantu suaminya menjalankan usaha bakso. Mereka melihat bahwa bisnis bakso ini menguntungkan. Namun, anggapan itu tidak berlangsung lama.

“Penjualan kami awalnya bagus. Namun, karena manajeman yang kurang baik membuat performa kami menurun. Jujur juga, kami rasa semakin hari tidak ada inovasi dari kami. Ditambah manajemen yang kurang baik membuat pendapatan kami pun minus. Bahkan, kami harus menjual mobil, tiga motor operasional bisnis ditarik pihak leasing, dan kami menunggak cicilan rumah selama empat bulan,” kata Rizka kepada Marketeers.

Dalam berbisnis bakso ini, lanjutnya, ia membuka program kemitraan dengan sejumlah penjual. Ia menawarkan program kemitraannya dengan biaya Rp 10 juta. Biaya ini sudah termasuk gerobak, bahan baku, dan Rizka mengajarkan cara menjual baksonya. Waktu itu ada sekitar 20 mitra yang bergabung dengannya.  Dari program kemitraan itu, ia tidak membebankan biaya royalti kepada mitranya. Sehingga, ia tidak menyeleksi dengan baik para mitra.

Para mitra ini justru menganggap diri mereka sebagai investor, bukan sebagai pemilik bisnissehingga menjalankan usaha bakso sekadar usaha sampingan. Memang pada awalnya, bisnis mereka bertumbuh.  Namun, lantaran para mitra ini tidak menggarap secara seriususaha bakso dan kurang peduli dengan kebersihan maupun pelayanan, sehingga penjualan semakin turun.

Gagal dengan usaha bakso, Rizka dan suami kembali mencoba peruntungan dengan membuka usaha cendol hingga ayam goreng. Namun, usaha tersebut tidak berlangsung lama. Rizka menyadari kala itu dirinya hanya sekadar berjualan tanpa memperhatikan apa yang menjadi unique selling dari produk yang ditawarkannya. Jadi, tidak heran bila usahanya itu kembali mengalami kegagalan.

Belajar dari kegalagalan-kegagalan bisnisnya, Rizka bertekad membuka bisnis dengan produk yang memiliki unique selling point. Saat itu, tercetus lah untuk membuat makanan khas berbahan dasar talas. Maka, dibuatlah Lapis Bogor Sangkuriang. Rizka memandang produk ini memiliki diferensiasi dan memiliki prospek yang bagus ke depan. Dengan kegigihannya, Lapis Bogor Sangkuriang yang dibangun dengan modal awal Rp 500.000 ini telah dikenal masyarakat sebagai oleh-oleh khas Bogor. Rizka pun mampu menjual produknya hingga 1.000 kotak per hari. 

Related

award
SPSAwArDS