Mirae Asset: Jumlah Investor Ritel Saham Akan Tembus 7,5 Juta Tahun Ini

marketeers article
Ilustrasi pebisnis. Sumber: 123RF

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Asset) optimistis jumlah investor ritel pasar saham akan terus tumbuh dan mampu melampaui 7,5 juta orang pada akhir tahun ini. Optimisme ini didorong oleh meningkatnya inklusi investasi pasar modal yang semakin luas berkat kemajuan teknologi informasi.

Fenomena ini bukan hanya menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap investasi, tetapi juga bukti bahwa literasi keuangan mulai tumbuh secara signifikan di berbagai kalangan.

Prisa Ngadianto, Head of Retail Business Support Mirae Asset mengungkapkan pertumbuhan pesat investor ritel terjadi karena kombinasi antara edukasi yang aktif dan kompetisi berkelanjutan yang mampu mendorong partisipasi masyarakat.

“Investor ritel pasar saham, tidak termasuk investor reksa dana dan obligasi, telah tumbuh dari 1,7 juta pada 2020 menjadi 4,38 juta pada akhir 2024. Karena itu, secara konservatif kami memproyeksikan angkanya bisa mencapai 7,5 juta pada tahun ini, dengan tambahan lebih dari satu juta investor baru,” ujar Pria dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (15/5/2025).

BACA JUGA: Mirae Asset dan Bank DBS Hadirkan Investasi Obligasi Ritel di M-STOCK

Berdasarkan data otoritas bursa, total investor pasar modal terus meningkat dari 3,88 juta pada 2020 menjadi hampir 15 juta pada akhir 2024, dengan pertumbuhan tahunan majemuk atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 30,82%. Di sisi lain, investor ritel pasar saham tumbuh dengan CAGR 30,36%, sementara jumlah investor aktif di pasar saham mencatat CAGR 17,33%.

Data ini mencerminkan bahwa minat dan keterlibatan aktif investor terus bergerak naik, meskipun masih ada ruang untuk memperluas jangkauan edukasi dan mendorong aktivitas perdagangan lebih lanjut.

Prisa juga menekankan bahwa dua faktor utama yang dapat mempercepat pertumbuhan jumlah investor ritel adalah ketersediaan emiten yang berkualitas dan edukasi pasar yang inklusif. Mirae Asset, menurutnya, telah konsisten menjalankan program edukasi baik secara daring maupun luring, termasuk melalui media sosial, untuk memperkuat literasi keuangan masyarakat.

Sementara itu, Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset menyarankan agar investor ritel dan trader mengambil strategi buy on weakness untuk saham-saham berfundamental kuat, khususnya yang mencatatkan kinerja positif di kuartal pertama 2025.

BACA JUGA: Bidik Pasar RI, Peritel Rusia Bakal Investasi US$ 2 Juta

Ia mengingatkan bahwa koreksi pasar masih mungkin terjadi, namun cenderung terbatas karena sentimen global seperti meredanya ketegangan Perang Dagang mulai mengarah positif. Beberapa saham yang dinilai menjanjikan antara lain CPIN, ANTM, ARTO, RALS, dan DKFT.

Martha juga menyoroti bahwa pasar saham masih dibayangi tekanan jual, terlihat dari nilai jual bersih investor asing yang mencapai Rp35 triliun sejak awal tahun. Namun dalam satu bulan terakhir, arus dana asing mulai kembali masuk.

“Saham-saham terkait emas, seperti ANTM, HRTA, ARCI, dan BRMS, bisa menjadi alternatif investasi yang menarik, terutama di tengah ketidakpastian global, karena emas tetap menjadi instrumen safe haven yang diminati investor,” tutur Martha.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS