Mirae Asset: Konsumsi Domestik Menguat Seiring Inflasi Terkendali

marketeers article
Sumber: 123RF

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan konsumsi domestik Indonesia bisa membaik, didorong oleh perbaikan daya beli seiring inflasi yang terkendali. Dengan inflasi yang stabil, ruang bagi penurunan suku bunga cukup terbuka.

Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset mengatakan ada beberapa sektor yang diuntungkan dari kondisi ini. Mulai dari perbankan, barang konsumsi, industri farmasi, dan telekomunikasi.

“Keberhasilan dalam mengendalikan inflasi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang stabil dan membaik ke angka 124,4 pada Agustus,” kata Rully dalam laporan resminya yang dikutip Marketeers pada Jumat (18/10/2024).

BACA JUGA: Laporan Mercer Marsh Benefits Ungkap Dampak Inflasi Biaya Medis

Berdasarkan penuturan Rully, peningkatan indeks penjualan ritel yang tumbuh 5,8% YoY di bulan yang sama juga memperkuat harapan akan keberlanjutan tren konsumsi. Kebijakan moneter sudah mulai melonggar pada bulan September, yang ditandai dengan penurunan suku bunga BI rate sebesar 25 bps.

Meski demikian, BI masih melihat adanya risiko volatilitas pasar. Oleh sebab itu, pada RDG bulan ini, BI memutuskan untuk menahan BI rate.

Dengan asumsi bahwa Rupiah akan menguat dalam jangka menengah, Rully menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga lebih lanjut. Menurut Rully, dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman juga akan turun, memacu belanja konsumen dan investasi. Momentum perbaikan ekonomi domestik dan kebijakan moneter yang akomodatif diyakini dapat menghadapi tantangan dari faktor makroekonomi global.

“Dalam kondisi ini, investor cenderung beralih ke aset safe haven untuk menjaga portofolio mereka. Namun, kami optimistis pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitas meski di tengah tantangan global,” ujar Rully.

BACA JUGA: Survei UOB: Inflasi dan Biaya Operasional Masalah Utama Perusahaan Asia

Rully juga menekankan bahwa pandangan pasar ke depan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global. Penurunan suku bunga di dalam negeri memberikan ruang bagi pasar modal untuk menguat lebih lanjut.

Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan suku bunga The Fed akan memengaruhi dinamika pasar global dan Indonesia.

“Kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi faktor kunci bagi prospek pasar modal Indonesia. Dengan inflasi terkendali, dan tentu saja disertai dengan nilai tukar yang stabil, sehingga ruang penurunan suku bunga BI lebih terbuka, kami optimistis terhadap fundamental ekonomi dan juga pasar modal Indonesia,” kata Rully.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS