Miris, Studi Ungkap Gen Z Kini Pilih jadi NEET

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa semakin banyak anak muda dari generasi Z alias Gen Z kini memilih menjadi NEET. Ini merupakan akronim dari Not in Employment, Education, or Training yang berati tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan apa pun.

Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO), sekitar 1 dari 5 orang berusia 15 hingga 24 tahun di seluruh dunia pada tahun 2023 termasuk dalam kategori NEET.

Di saat yang sama, laporan PwC menunjukkan bahwa 40% Gen Z menyatakan siap meninggalkan pekerjaan mereka dan bergantung pada tunjangan pengangguran.

“Ledakan jumlah NEET ini terjadi di berbagai negara, dan memicu kekhawatiran mengenai masa depan angkatan kerja muda,” demikian tulis laporan tersebut, dikutip dari Fortune, Rabu (21/5/2025).

Salah satu faktor yang diduga mendorong lonjakan jumlah NEET adalah realita ekonomi yang makin memberatkan anak muda. Meski sudah bekerja, banyak Gen Z yang merasa masa depan finansial mereka tetap tidak menjanjikan.

BACA JUGA: Simak Alasan Mengapa Literasi Keuangan Penting bagi Gen Z

Data dari TransUnion mengungkapkan bahwa pendapatan rata-rata Gen Z di awal usia 20-an sekitar US$ 45.500 per tahun. Angka ini lebih rendah dari generasi milenial di usia sama yang mencapai US$ 51.852 setelah disesuaikan dengan inflasi.

Di sisi lain, harga kebutuhan pokok dan properti justru melonjak tajam. Harga rumah, misalnya, telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding pertumbuhan pendapatan sejak awal tahun 2000-an.

Situasi ini memicu perasaan bahwa bekerja keras sekalipun tidak akan membawa mereka pada kehidupan stabil secara ekonomi. Salah seorang Gen Z yang diwawancarai Fortune bahkan mengatakan, “Saya hanya fokus pada hari ini, karena masa depan terasa begitu suram.”

Pergeseran Nilai Terhadap Pekerjaan dan Kesehatan Mental

Studi juga menunjukkan adanya pergeseran sikap Gen Z terhadap dunia kerja. Budaya “kerja keras demi sukses” yang dulu begitu dikejar generasi milenial, kini mulai ditinggalkan. Banyak yang lebih memilih menjaga kesehatan mental daripada mengejar karier dengan tekanan tinggi.

Pekerjaan yang dianggap santai, tidak menuntut lembur, dan bebas dari tanggung jawab besar kini lebih diminati.

BACA JUGA: Gaya Hidup Gen Z Mengubah Pasar Sewa Properti

Sementara itu, Gen Z yang tidak kuliah mulai beralih ke pekerjaan bidang keterampilan, seperti teknisi atau tukang, yang kini justru meningkat peminatnya.

Kesehatan mental juga menjadi faktor penting yang mendorong banyak Gen Z keluar dari dunia kerja atau pendidikan.

Ini senada dengan temuan sebuah studi yang menunjukkan bahwa Gen Z dua kali lebih rentan terhadap stres dibandingkan milenial saat berada di usia yang sama.

Lebih dari sepertiga pemuda berusia 18 hingga 24 tahun mengalami gangguan mental umum seperti kecemasan dan depresi. Bahkan, di tempat kerja, Gen Z dilaporkan lebih sering mengambil cuti sakit dibandingkan generasi sebelumnya.

Laporan dari Resolution Foundation menyoroti bahwa banyak anak muda usia 20-an yang harus keluar dari dunia kerja karena alasan kesehatan. Angka tersebut bahkan lebih tinggi daripada mereka yang berusia 40-an.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

award
SPSAwArDS