PT Pertamina Hulu Energi (PHE) membukukan laba bersih sebesar US$ 3,12 miliar atau setara Rp 50,8 triliun (kurs Rp 16.308 per US$) pada 2024. Perseroan meraih kenaikan laba sebesar 14,51% atau US$ 395,5 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2023 (year-on-year/yoy) yang hanya US$ 2,73 miliar.
Chalid Said Salim, Direktur Utama PHE menjelaskan, laba yang diraih perusahaan berkt produksi minyak dan gas (migas) yang mencapai 1.045 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD), menjadikannya penyumbang 69% produksi minyak nasional dan 37% produksi gas nasional. Sejak pembentukan Subholding Upstream pada 2021, produksi migas PHE menunjukkan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 5% dalam tiga tahun terakhir.
BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Raih Peningkatan Produksi Migas 37%
“PHE terus berkomitmen dalam melaksanakan rencana kerja secara optimal dan terus berupaya meningkatkan produksi, guna mensukseskan target swasembada energi,” katanya melalui keterangan resmi, Senin (16/6/2025).
Capaian ini menjadi bukti perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional meski menghadapi tantangan fluktuasi harga minyak dan situasi geopolitik global. PHE juga mencatatkan penyelesaian 22 pengeboran sumur eksplorasi, 821 pengeboran sumur pengembangan, 981 kegiatan workover, dan 36.860 aktivitas well services sepanjang tahun lalu.
BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Terbitkan Global Bond US$ 1 Miliar di Singapura
Secara rata-rata, kinerja pengeboran tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir, yakni 27,8% untuk sumur eksplorasi, 19,1% untuk sumur pengembangan, dan 17,3% untuk sumur workover.
Seluruh pencapaian tersebut merupakan hasil kontribusi dari seluruh entitas afiliasi PHE, seperti Regional-1 Sumatera, Regional-2 Jawa, Regional-3 Kalimantan, Regional-4 Indonesia Timur, Regional-5 Internasional, Elnusa, Badak LNG, dan Pertamina Drilling Service Indonesia.
Dalam bidang eksplorasi, PHE berhasil mencatatkan temuan sumber daya 2C sebesar 652,19 juta barel setara minyak (MMBOE) sepanjang 2024. Angka ini mencerminkan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 11,3% dalam tiga tahun terakhir, dibandingkan dengan capaian tahun 2021 yang sebesar 486,70 MMBOE.
PHE juga berhasil menemukan dua struktur besar, yaitu struktur Tedong (TDG)-001 dengan sumber daya 2C sebesar 108,05 MMBOE dan struktur Padang Pancuran (PPC)-1 sebesar 140,61 MMBOE.
Kedua temuan ini merupakan yang terbesar yang pernah dicapai Pertamina dalam 15 tahun terakhir. Selain itu, PHE juga melakukan survei seismik 2D sepanjang 769 km dan seismik 3D seluas 4.990 kilometer persegi (km²) selama 2024.
Ekspansi eksplorasi juga dilakukan dengan penandatanganan kontrak bagi hasil untuk satu wilayah kerja eksplorasi baru di luar negeri, yaitu Blok SK510 di lepas pantai Sarawak, Malaysia, serta dua wilayah kerja eksplorasi baru di dalam negeri, yakni Blok Melati (lepas pantai dan daratan Sulawesi Tenggara) dan Blok North Ketapang (lepas pantai timur laut Jawa).
Ketiga wilayah tersebut memiliki estimasi sumber daya potensial sebesar 3,02 miliar barel setara minyak (BBOE).
PHE juga menjalankan berbagai program strategis untuk pengembangan bisnis seperti menjaga rasio cadangan terhadap produksi, perbaikan skema fiskal, monetisasi dan komersialisasi lapangan migas, optimalisasi pengelolaan lapangan mature, pengembangan bisnis anorganik, sinergi antar anak perusahaan, serta pengembangan bisnis rendah karbon.
“Seluruh strategi ini ditujukan untuk memastikan keberlanjutan sektor hulu migas nasional,” kata Chalid.