Negara-Negara Ini Memandang Buruk Penuaan, Ini Akibatnya…

marketeers article

Kajian terbaru dari Orb Media, Inc. lembaga jurnalisme nirlaba dunia, menunjukkan eratnya keterkaitan antara cara pandang manusia terhadap usia lanjut dengan seberapa baik proses menjadi tua yang dijalani di sejumlah budaya dunia yang berbeda-beda.

Orang yang bersikap positif tentang usia lanjut, cenderung hidup lebih lama dan memiliki kesehatan yang lebih baik ketimbang mereka yang bersikap negatif. Pihak-pihak yang berpandangan negatif terhadap penuaan lebih berpeluang menderita serangan jantung, stroke atau meninggal lebih cepat dari yang semestinya.

Penduduk berusia lanjut di negara-negara yang kurang menghargai kalangan lansia, terkena risiko kesehatan mental dan fisik yang lebih buruk serta tingginya tingkat kemiskinan yang terkait.

Orb Media menghimpun data dari 150.000 orang di 101 negara untuk mempelajari seberapa besar mereka menghargai penduduk lansia. Data tersebut mengungkapkan tingkat respect yang sangat berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya.

Level negara-negara yang memandang baik atau buruk proses penuaan dan lanjut usia

Selain Afrika, berbagai negara di mana pun juga tengah mengalami penuaan penduduk dengan cepat. Jika tren kependudukan ini berlanjut, pada tahun 2050, hampir satu dari enam orang di dunia akan berusia lebih dari 65 tahun, serta hampir setengah miliar orang akan berusia di atas 80 tahun.

Orb Media bermitra dengan berbagai anggota Orb Media Network (OMN), sekelompok media global yang menjadi penentu isu-isu publik (agenda-setting). Mereka bekerja sama agar dapat menerbitkan sejumlah artikel yang memicu dialog dunia tentang isu-isu penting, berfokus pada perhatian kalangan pemerintah, industri, peneliti, masyarakat madani dan publik.

Sejumlah anggota OMN termasuk SVT (Swedia), Die Zeit (Jerman), The Hindu (India), Folha de São Paulo (Brazil), Tempo Media Group (Indonesia), El Tiempo (Kolumbia), BBC (Inggris Raya), Cadena SER-Prisa (Spanyol), CBC (Kanada), Dhaka Tribune (Bangladesh), Deutsche Welle (Jerman), dan YLE (Finlandia).

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS