Obama, Diaspora, dan Marketing untuk Indonesia

marketeers article
20803702 us senator barack obama at change we need presidential rally october 30, 2008, at verizon wireless virginia beach amphitheater in virginia beach, va

Kongres Diaspora Indonesia pada tahun ini terbilang istimewa. Pasalnya, Kongres ke-4 yang bertema “Bersinergi Bangun Negeri” ini akan dihadiri oleh mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Kongres kali ini digelar di Kasablanka Hall pada 1-4 Juli 2017.

Sebelumnya, Obama tiba di Bali pada Jumat (23/6/2017) untuk mengawali liburannya di Indonesia. Dari Bali, Obama terbang ke Yogyakarta untuk menikmati beberapa destinasi wisata dan kemudian ke Jakarta.

Apa hubungannya Obama, Diaspora, dan marketing? Kehadiran Obama tentu menjadi magnet tersendiri bagi Indonesia. Apalagi Obama dan Indonesia memiliki hubungan emosional yang cukup kuat. Indonesia menjadi bagian dari sejarah hidup Obama yang tak terpisahkan. Indonesia pernah mewarnai masa kecil lelaki kelahiran Honolulu, Hawaii pada tahun 1961 tersebut.

Tentu saja, kehadirannya lagi di Indonesia sebagai mantan orang nomor satu AS tersebut menjadi pemasaran cuma-cuma bagi Indonesia, khususnya destinasi-destinasi wisata yang sempat dikunjungi Obama dan keluarga. Bahkan, beberapa tempat wisata dan kuliner pun yang sebelumnya tak begitu populer pun tiba-tiba ramai diperbincangkan dan banyak orang berebut datang dan menikmati lantaran tempat wisata itu dikunjungi atau warung makan itu disambangi Obama.

Diaspora, Marketer Indonesia di Ujung Dunia

Istilah “diaspora” mengacu pada Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, entah tinggal, bekerja, maupun sekolah. Tapi, menurut Dino Patti Djalal, penggagas Indonesian Diaspora Network (IDN), istilah Diaspora mengacu lebih luas pada empat kelompok. Pertama, WNI yang tinggal di luar negeri atau yang memegang paspor Indonesia sah. Kedua, warga Indonesia yang sudah menjadi warga negara asing karena naturalisasi. Ketiga, warga negara asing yang memiliki orang tua atau leluhur yang berasal dari Indonesia. Keempat, warga negara asing yang tidak memiliki pertalian leluhur dengan Indonesia sama sekali, namun memiliki kecintaan yang luar biasa pada Indonesia. Saat ini, ada sekitar 6-8 juta yang berstatus WNI dan sekitar 10-15 juta orang keturunan Indonesia di berbagai belahan dunia.

Kalau dilihat dari kacamata marketing, para diaspora inilah yang menjadi duta sekaligus marketer-marketer untuk Indonesia di berbagai belahan dunia. Sebab itu, tak heran bila Dino Patti Djalal yang saat itu sebagai Duta Besar RI untuk AS terpilih sebagai Marketer of The Year 2012 karena berhasil mengorganisir Kongres Diaspora Indoensia yang pertama di Los Angeles, AS. Penghargaan dirinya ini menjadi penghargaan kepada Diaspora Indonesia yang telah berjasa membantu mempromosikan dan memberikan kontribusi pada Indonesia.

Menurut Dino dalam keterangan persnya, dari jutaan Diaspora Indonesia tersebut, hanya sekitar dua juta merupakan TKI. Sisanya adalah kelompok profesional, seniman, maupun pelajar.

“Kongres diaspora terbesar sejak pertama kali diadakan di Los Angeles pada 2012 ini akan menghadirkan tokoh-tokoh diaspora yang ikonik sekaligus menjadi festival of ideas yang dinamis,” ujar Dinno.

Kongres tersebut juga akan mengusung dialog-dialog yang memberi kesempatan diaspora untuk memberi masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Mau tidak mau, para Diaspora inilah yang membawa langsung nama Indonesia kepada orang-orang di berbagai negara. Keberhasilan dan peran mereka di berbagai bidang menjadi “alat marketing” tersendiri bagi Indonesia.

Related

award
SPSAwArDS