Optimalisasi Mobile Itu Keharusan Bukan Opsional

marketeers article

Criteo, perusahaan teknologi untuk kinerja marketing, baru-baru ini merilis laporan State of Mobile Commerce kuartal ketiga. Analisis triwulanan tentang tren industri ini dapat menjadi pegangan bagi kalangan pemasar untuk berinteraksi dengan konsumen dan meningkatkan penjualan.

Analisis komprehensif Criteo pada 1,4 miliar transaksi online menunjukkan bahwa empat dari sepuluh pembelian di Amerika Serikat dan 50% di seluruh dunia melibatkan beberapa perangkat di seluruh proses pembelian konsumen. Asia Tenggara menempati peringkat tinggi di daftar ini dengan tingkat konversi ke penjualan dari perangkat mobile sebesar 45%, naik 27% pada kuartal sebelumnya. Lebih dari setengah (54%) traffic juga dihasilkan dari perangkat mobile. Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara dengan konversi ke penjualan sebesar 56%.

Yuko Saito, Managing Director, Criteo Asia Tenggara mengatakan Asia Tenggara terus menjadi salah satu wilayah dengan perkembangan tercepat untuk e-commerce dan m-commerce. Asia Tenggara kini memiliki peringkat jauh lebih tinggi di atas rata-rata global sebesar 35% dan berada di kelompok yang sama dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Inggris.

“Sangat jelas, para pelanggan kini semakin cerdas dan terbuka untuk mencari dan melakukan pembelian melalui perangkat mobile mereka. Saat ini, optimalisasi mobile adalah suatu keharusan, bukan lagi opsional untuk merek. Lalu, aplikasi sebagai pendorong pertumbuhan berikutnya dan area fokus utama bagi pemasar,” kata Saito.

Berdasarkan riset tersebut, Criteo menemukan konsumen mencari dan melakukan pembelian di semua perangkat. Pembelian yang dilakukan di laptop dan komputer, 39% pembeli menggunakan setidaknya satu perangkat tambahan selama proses belanja. Di mobile, 43% pembeli di ponsel pintar dan 47% pembeli di tablet menggunakan satu perangkat tambahan. Untuk itu, agar merek sukses, mereka perlu berinvestasi di mobile dan mengalokasikan anggaran digital secara strategis.

Saat ini, konsumen lebih sering memilih ponsel pintar sebagai perangkat belanja mereka. Walaupun semua perangkat dan saluran seharusnya dioptimalkan, ponsel pintar adalah kendaraan utama untuk merek. Ponsel pintar menghasilkan 56% transaksi mobile dan menggerakkan 64% pembelian mobile untuk peritel utama.

Temuan lainnya menunjukkan aktivitas mobile commerce kini sedang bertumbuh di seluruh dunia dengan Jepang, Inggris dan Korea Selatan sebagai negara-negara dengan transaksi m-commerce terbanyak. Mobile commerce kini mewakili 35% dari transaksi e-commerce global dengan Amerika Serikat berada di pusatnya.

Transaksi mobile di Asia Tenggara kini mencakup 45% dari seluruh transaksi e-commerce, naik dari 27% dari kuartal sebelumnya dengan Indonesia sebesar 56% dan Taiwan 38%. Selain itu, pembelian lintas perangkat mencakup 50% dari transaksi e-commerce di seluruh dunia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS