Teppanyaki Khas Sakura Tersaji di FŪJIN

marketeers article

Jadilah saksi dari hidangan teppanyaki yang masih mengakar pada cara memasak khas Jepang. Tak seperti restoran teppanyaki pada umumnya, FŪJIN Teppanyaki & Japanese Whisky pun lebih memilih menghadirkan teknik memasak ketimbang pertunjukan memasak.

Nama teppanyaki memang menjadi masakan Jepang yang sudah tersohor di seluruh penjuru dunia. Namun, tahukah Anda jika teppanyaki sebenarnya merupakan akulturasi antara seni memasak Amerika Serikat dan Jepang.

Konon, pada tahun 1945, saat tentara AS menduduki Jepang, masyarakat Jepang melihat orang Amerika memasak dengan cara memanggang daging di bara api yang panas (grilled). Dari situlah, orang Jepang mengadopsi gaya masak tersebut pada sebuah wajan besi. Lahirlah teppanyaki yang merupakan akronim dari teppan (wajan besi) dan yaki (panggang).

Meski lahir dari persilangan dua kultur yang berbeda, teppanyaki asli Jepang punya kekhasannya. Otentisme Jepang tersebut masih dipegang teguh oleh restoran FŪJIN Teppanyaki & Japanese Whisky yang terletak di Jl Gunawarman, Jakarta Selatan.

“Kalau teppanyaki gaya Barat berkonsep flare style atau teatrikal. Sedangkan gaya Jepang lebih kepada fine dining. Artinya, mereka khusyuk memasak secara teknik, ketimbang menyajikan pertunjukan memasak,” ujar I Gede Putu Banny Parasutha, pemilik restoran tersebut.

FŪJIN pun menawarkan konsep teppanyaki yang berbeda ketimbang restoran teppanyaki fine dining di Ibukota. Banny mengatakan, biasanya, teppanyaki dibuat secara paket (set course) dengan harga minimal Rp 1 juta. “Akan tetapi, kami ingin kalangan menengah bisa menikmati teppanyaki. Kita membuat tepanyaki a la carte,” ujarnya.

Nilai lebih FŪJIN lainnya terletak pada hidangan yang disajikan. Restoran teppanyaki pada umumnya langsung menghidangkan masakan ke piring tamu dengan ala kadarnya.

“Nah, di FŪJIN, masakan yang dibuat koki, di-plating terlebih dahulu sebelum disajikan ke meja tamu. Sehingga, tampilannya sudah cantik,” kata lelaki 25 tahun ini.

fujin-3
fujin-2

Menyadari bahwa lokasi gerainya terletak di kawasan hang out Ibukota, FŪJIN menyajikan sederet whiskey khas Jepang yang diklaim terlengkap di Jakarta. “Kami tahu market Jakarta suka minum. Sehingga, kami harapkan 50% penjualan disumbang dari minuman,” ucap pria blesteran Bali-Jepang ini.

Bersama seorang rekannya, Banny memulai usaha F&B pertamanya yaitu Rayjin Teppanyaki di Petitenget, Seminyak Bali. Di Jakarta, Fujin menjadi bagian dari Biko Group, perusahaan F&B lokal yang membawahi Beer Graden, Lola, Pao Pao dan Kopi Tan. “Ada rencana kami membawa FŪJIN ke mal karena mal memiliki captive market yang kuat,” tuturnya.

Dengan interior serba kayu, kesan hangat yang kuat terpancar dari resto berkapasitas 90 seat ini. Saut-sautan antar koki di dapur terbuka pun menjadikan suasana resto ramai dan hidup. “Kami ingin menyajikan suasana dapur yang sebenarnya, bahwa dapur itu berisik,” ujar lulusan sekolah pariwisata di Bali ini.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS