Pabrik Sagu Perhutani Berpotensi Gerakkan Ekonomi Papua

marketeers article
Dalam kunjungannya pada akhir tahun lalu ke wilayah Papua, Presiden Joko Widodo juga  mengunjungi sekaligus meresmikan pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Sorong Selatan. Pembangunan Pabrik Sagu Perum Perhutani ini dimulai sejak 2013, dan telah dinyatakan selesai pembangunannya pada akhir Desember 2015. Total investasi yang dikucurkan untuk membangun pabrik ini mencapai Rp 150 miliar.
 
Menurut Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar pembangunan pabrik tersebut merupakan tindak lanjut dari program pemerintah melalui BUMN untuk percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat khususnya bidang kedaulatan pangan berupa Sagu. Indonesia berpotensi menjadi produsen sagu terbesar di dunia. Hal ini dapat diwujudkan karena data menunjukkan bahwa tanaman sagu di Indonesia luasnya lebih kurang 1,4 juta Ha, termasuk di Papua lebih kurang 1,2 juta Hektar. Di Papua Barat diperkirakan luasnya 600 ribu Hektar dan Sorong Selatan sekitar 349 ribu Hektar Hutan sagu (Data Sorong Selatan, September 2015).
 
Pabrik sagu milik Perhutani memiliki kapasitas produksi tepung Sagu 100 ton/hari dengan bahan baku 5.000 sampai dengan 6.000 potong tual perhari. Pabrik ini akan menyerap tenaga kerja  lebih kurang 40 orang di pabrik serta 400-600 orang tenaga kerja di lahan-lahan hutan sagu. Targetnya, pabrik ini akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp 100 miliar per-tahun, dan juga akan menjadi pemacu penggerak perekonomian wilayah Sorong Selatan. 
 
Untuk tahun awal beroperasi, atau tahun 2016, pabrik ini baru bisa mencapai 50% kapasitas produksi. Diharapkan, pada tahun 2017 kapasitas produksinya bisa penuh 1005.
 
 
Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS