Pantomimer Rujak Berikan Edukasi Creative Thinking di Pesantren JMC

marketeers article
Rujak memberikan edukasi soal creative thinking di pesantren. (FOTO: Rujak)

Kemampuan creative thinking merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam beragam aspek kehidupan. Hal itu pun mendorong kelompok pantomim bernama RupaJasaKita (Rujak) untuk memberikan edukasi soal kemampuan tersebut.

Kali ini, aksi edukasi Rujak digelar dengan menyasar pesantren dan memilih Pesantren Jam’iyyatul Mubtadi Cibayawak (JMC), Lebak, Banten sebagai sasaran program itu. Nazar Rizaldi, perwakilan dari Rujak mengatakan agar lebih optimal, aksi ini digelar dengan menggandeng Universitas Al Azhar Indonesia (UAI).

“Kegiatan ini dikemas dengan tema Sosialisasi Jumpa Kreatif. Kami sebagai pelaku industri kreatif memaparkan soal cara penulisan naskah dan dasar-dasar seni teater,” kata Nazar Rizaldi dalam keterangan pers kepada Marketeers, Selasa (10/10/2023).

Diharapkan edukasi creative thinking yang didukung oleh iForte, Marketeers, Ganesha System, MalesMikirStore, CMSD, Duality Studio dan Joncrue akan membantu melatih para santri untuk bisa menyajikan pemikiran yang lebih kreatif sekaligus bisa melakukan beragam pementasan karya seni dengan baik.

BACA JUGA:  Pantomim & Sarana Strategi Entertainment Marketing yang Out of the Box

Edoardo Irfan, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UAI mengatakan dalam aksi ini, UAI berperan untuk memberikan edukasi soal perkembangan teknologi informasi.

“Dalam aksi ini, kami fokus untuk memberikan edukasi soal penggunaan media sosial,” kata Edoardo Irfan.

Lewat edukasi yang digelar akhir pelan lalu ini, maka diharapkan para santri bisa menggunakan media sosial sekaligus membuat konten media sosial dengan baik. Dengan demikian, pesan-pesan yang ingin disampaikan lewat konten tersebut bisa memberikan manfaat yang optimal.

Agar lebih interaktif, program creative thinking ini juga memberikan kesempatan bagi para santri untuk menunjukkan bakat seni lewat pertunjukan monolog, story telling, sketsa komedi, kasidah dan pembacaan puisi.

BACA JUGA:  Merancang Strategi Creative Marketing untuk Gen Z

Kemudian, sesi edukasi disajikan oleh dua seniman pantomim (pantomimer) nasional, yakni Banon Gautama dan Jay W Saputro. Dalam kesempatan itu, kedua seniman yang juga sempat menunjukkan kelihaianya dalam memainkan seni pantomim tersebut memaparkan sejumlah edukasi soal filosofi hingga praktik-praktik sederhana untuk mengembangkan keberanian dalam mengeksplorasi kemampuan gerak, vokal dan rasa.

“Agar lebih efektif, kita menggunakan metode-metode permainan untuk menggali hasrat berkesenian, khususnya teater pantomim. Jadi langsung praktik, dan ini seru,’’ kata Banon.

Kiai Asep Badruttamam, Pimpinan Yayasan JMC pun mengaku sangat senang dan mengapresiasi program creative thinking tersebut. Pasalnya, program ini merupakan program yang unik dan menarik sehingga bisa memberikan warna tersendiri dalam ilmu yang disajikan kepada para santri.

“Terima kasih kepada teman-teman seniman dari Rujak dan para desen UAI. Santri-santri kami sangat membutuhkan ini karena ini lebih dari sekadar hiburan tapi juga berperan untuk mengembangkan bakat dan keberanian mereka. Kami, guru-guru juga ikut belajar, pastinya,’’ kata Kiai Asep Badruttamam.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS