Di Madura, Pegadaian Ubah Outlet Konvensional Menjadi Outlet Syariah

marketeers article

Pegadaian akan melakukan konversi outlet konvensional menjadi syariah di beberapa kota di Indonesia seiring dengan program Otoritas Jasa Keuangan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sekilas terkait dengan ekonomi syariah, potensi industri halal dan keuangan syariah global diprediksi tembus US$ 6,38 triliun di 2021. Total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) saat ini telah mencapai Rp1.133,23 triliun atau tumbuh 27%. Lebih tinggi dari pertumbuhan industri keuangan konvensional. Potensi industri halal dan keuangan syariah global diprediksi tembus di angka US$ 6,38 triliun pada tahun 2021.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso menyampaikan bahwa mulai 1 Juli 2018 seluruh Pegadaian di Madura dikonversi menjadi syariah sehingga nanti pelayanan Pegadaian yang ada di Madura sebanyak 87 unit semuanya syariah, tidak ada yang konvensional.

Lebih lanjut Sunarso mengatakan, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh tim Pegadaian, motif nasabah datang ke Pegadaian yang selama ini lebih banyak motif benefit. “Sedangkan di Madura seimbang antara motif benefit dan motif syar’i. Selain itu dari sisi religius hampir semua (99,4%) penduduk Madura beragama Islam,” jelas Sunarso.

Sunarso juga bercerita bahwa sebelumnya, ia bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke pesantren-pesantren di Jawa Timur termasuk pesantren di Madura. Saat itu, para santri dan kiai mengemukakan aspirasi mereka agar dapat difasilitasi layanan gadai syariah. KH Maruf Amin juga menanyakan kemungkinan kantor Pegadaian di Madura bisa dikonversi menjadi syariah semua.

Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin, pengembangan ekonomi syariah itu dapat mendorong percepatan pengembangan sektor keuangan syariah. Selama ini, pemerintah dan stakeholder lebih fokus mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah, tetapi pemberdayaan ekonomi syariah sendiri belum banyak disentuh.

“Semoga ke depan masyarakat makin paham dengan keberadaan Pegadaian Syariah, yang bisa dijadikan sumber pembiayaan, menggantikan pembiayaan konvensional. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, Indonesia sangat ketinggalan dalam penyerapan dana dari keuangan syariah. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkat lebih besar lagi,” ujar Ma’ruf Amin.

“Untuk itu kami terus bekerjasama dengan berbagai pihak supaya masyarakat makin paham dengan keberadaan produk-produk syariah, yang bisa dijadikan sumber pembiayaan, menggantikan pembiayaan konvensional dan pemberdayaan ekonomi umat. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, kondisi Indonesia sangat ketinggalan dalam penyerapan dana dari keuangan syariah. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkat lebih besar lagi” ujar KH Ma’ruf Amin.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH. Solahuddin Wahid sejak berdirinya salah satu bank syariah di Indonesia pada awal tahun 90-an, perkembangan ekonomi syariah terus mengalami peningkatan. Bahkan sekarang sudah banyak lembaga-lembaga baik itu pesantren maupun non-pesantren yang sudah melakukan inisiatif syariah.

“Walaupun memang harus diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan umat Islam agar perekonomian syariah bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi negara,” tutup KH. Solahuddin Wahid.

Editor: Sigit Kurniawan

 

 

Related

award
SPSAwArDS