Situasi krisis adalah ujian bagi seorang pemimpin. Betapa tidak, di tengah ketidakpastian yang melanda, entah itu perubahan kebijakan mendadak hingga tekanan pasar, pemimpin dituntut untuk tetap tenang sekaligus menjaga semangat tim.
Tak jarang, dalam menghadapi tekanan tersebut, pemimpin justru melakukan kesalahan-kesalahan yang berpotensi merusak kepercayaan tim. Padahal, kepercayaan adalah fondasi utama kerja sama dan loyalitas.
Jika kepercayaan retak, semangat tim pun bisa ikut goyah. Agar hal tersebut tidak terjadi, berikut sejumlah kesalahan yang sebaiknya dihindari oleh para pemimpin saat menghadapi krisis menurut Fast Company:
BACA JUGA: Belajar dari Konflik Iran dan Israel, Ini Pentingnya Fleksibilitas dalam Kepemimpinan
Bersikap Panik
Panik hanya akan menular ke seluruh tim, sebab pemimpin yang terlihat panik bisa membuat tim ikut cemas dan kehilangan arah. Bukan berarti bersikap tak acuh, pemimpin perlu menunjukkan ketenangan, jujur soal kondisi sebenarnya, dan tetap fokus untuk mencari solusi.
Menyembunyikan Informasi
Dalam situasi sulit, menyimpan kabar buruk hanya akan memperburuk keadaan. Tim perlu tahu masalah yang sedang dihadapi agar bisa membantu mencari solusi. Sebaliknya, transparansi akan menumbuhkan rasa percaya dan solidaritas.
Mengambil Keputusan Sepihak
Pemimpin mungkin merasa harus segera bertindak sendiri, namun keputusan tanpa masukan tim sering kali kurang matang. Melibatkan tim sejak awal akan memperkaya perspektif, mengurangi risiko, dan menciptakan rasa memiliki terhadap keputusan yang diambil.
Mengabaikan Prosedur dan Aturan
Demi bergerak cepat, beberapa pemimpin tergoda untuk melewati prosedur yang ada. Meski mungkin efektif dalam jangka pendek, langkah ini bisa menimbulkan masalah ke depannya.
Bila memang perlu menyimpang dari aturan, pastikan alasannya jelas dan dikomunikasikan dengan baik kepada tim.
Menghindari Masalah
Bersikap seolah tidak ada masalah justru bisa membuat kepercayaan tim menurun. Libatkan tim untuk menyusun langkah bersama dan tunjukkan bahwa Anda siap memimpin, bukannya malah menghindar.
BACA JUGA: 3 Pelajaran Komunikasi Kepemimpinan dari Konflik Trump vs Musk
Suka Menyalahkan
Kebiasaan menyalahkan orang lain saat krisis hanya akan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat. Pemimpin seharusnya menjadi contoh dalam bersikap dewasa dengan menerima kenyataan, bertanggung jawab, dan mengajak tim fokus pada solusi.
Menolak Ide dari Tim
Krisis menuntut solusi kreatif, dan ide terbaik sering muncul dari diskusi terbuka. Pemimpin yang menutup ruang diskusi akan kehilangan potensi besar dari timnya. Memberi ruang berpendapat justru bisa memperkuat kualitas keputusan dan semangat kebersamaan.
Tidak Konsisten
Pemimpin yang mudah berubah arah tanpa alasan yang jelas akan membuat tim bingung. Jika memang perlu mengubah strategi, jelaskan alasan di balik perubahan tersebut agar tim tetap merasa dilibatkan.
Enggan Mendengarkan Tim
Salah satu keterampilan penting saat krisis adalah kemampuan mendengarkan. Pemimpin perlu turun langsung untuk mendengar suara tim, dan menunjukkan bahwa pendapat mereka dihargai sambil melakukan tindakan nyata dari hasil masukan yang diberikan.
Membiarkan Perilaku Negatif
Tekanan dalam krisis bisa memunculkan perilaku negatif dari anggota tim. Pemimpin tak boleh membiarkannya berlarut-larut.
Begitu ada perilaku yang mengganggu keharmonisan, segeralah lakukan pendekatan secara pribadi untuk memberi arahan dengan bijak.
Editor: Ranto Rajagukguk