Pengakuan Seorang Food Blogger dari anakjajan.com

marketeers article

Hobi mencicipi makanan mengantar Julia Veronica dan Marius menjadi blogger makanan atau food blogger. Laman anakjajan.com yang mereka garap telah menjadi salah satu situs rekomendasi kuliner yang memiliki banyak pengunjung.

Kisah itu berawal dari tahun 2011. Julia dan Marius kerap berburu makanan yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Tak ingin melupakan momentum itu, mereka pun mendokumentasikan setiap makanan yang dicobanya ke dalam sebuah blog. “Kami sering lupa pernah makan di mana saja dan menunya. Akhirnya, kami membuat food diary,” ungkap Julia di Jakarta, Jumat (12/6/2015).

Saat memulai, Julia dan Marius terkendala dengan bagaimana menentukan angle foto yang menarik. “Kalau sekarang, sebelum makanan datang, kami sudah tahu ingin memotret dengan angle seperti apa. Jadi, kami bisa makan saat makanannya masih hangat,” kata Julia.

Selain itu, dirinya juga kerap kesulitan menulis review mengenai makanan yang dimakannya ketika baru memulai menulis food diary. “Lama kelamaan jadi tahu apa yang ingin dibagikan,” ungkap Julia.

Tak disangka, keisengannya membuat blog ternyata berbuah manis. Semakin banyak orang yang mengunjungi laman situsnya. Julia mengatakan ada sekitar 11.000 klik dari orang-orang yang mencari  rekomendasi kuliner melalui situsnya. Julia menilai dua tahun belakangan tren makanan semakin berkembang pesat di Indonesia. Menurutnya, tren food blogger juga semakin bertumbuh. “Kalau dulu, awal tahun 2011, mau memotret makanan saja risih. Orang di kiri kanan pasti memperhatikan,” kenang Julia.

Berbeda dengan sekarang, memotret makanan sebelum makan sudah menjadi hal yang biasa. Sadar dengan tren ini, Julia dan Marius pun bergerilya menggunakan Instagram sejak dua tahun lalu. Kini, pengikutnya telah mencapai lebih dari 90.000 orang.

Sebagai food blogger, Julia dan Marius tetap memiliki pekerjaan utama. Mereka melakukan hobi mereka di kala senggang. Kekompakannya membagi tugas membuat anakjajan.com terus bertahan hingga kini. “Marius yang foto, saya yang menulis. Saat di restoran, Marius yang kerja, saya tinggal makan. Tapi, setelah itu, giliran saya yang bekerja menuliskan review,” ungkap Julia sambal tertawa.

Julia mengaku, profesinya ini tak hanya memuaskan lidahnya, tetapi juga menguntungkan dari segi finansial. Bahkan, beberapa kali mereka berkesempatan diajak ke luar negeri gratis untuk menjalani profesinya tersebut.   

Related

award
SPSAwArDS