Pengaruh Kredit Usaha Rakyat Pada Nasib KUMKM

marketeers article

Industri KUMKM (Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah) berkontribusi pada perekonomian Indonesia sejak lama. Bahkan, saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998, KUMKM menjadi benteng perekonomian Indonesia yang sukses bertahan dibandingkan dengan sektor usaha lain yang tergolong perusahaan besar.

Kini, KUMKM telah berkembang lebih banyak dan lebih dewasa jika dibandingkan dengan kondisi  pada tahun 1998. Kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) bunga rendah yang belakangan ini dirasakan oleh pelaku usaha KUMKM adalah bukti keberpihakan politik pemerintah pada nasib KUMKM saat ini.

Sebanyak 56,5 juta unit KUMKM kini bisa merasakan bunga yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Pada periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bunga untuk KUR tercatat mencapai angka 22%. Angka tersebut dinilai cukup mencekik para pelaku usaha yang tergolong KUMKM dalam menghidupi usahanya.

Namun, memasuki tahun 2015, bunga KUR telah turun menjadi 12%. “Sejak diluncurkan paket kebijakan ekonomi baru pada 18 Agustus 2015, dana KUR yang berjumlah Rp 30 Triliun sudah dikeluarkan untuk 20 jenis KUMKM,” ungkap Bramantyo, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturasi Usaha, pada acara Talkshow Smesco Festival ke-13 di Jakarta Convention Center, Jumat (02/10/2015).

Tak hanya itu, Bramantyo sekaligus menjelaskan bahwa pada tahun 2016, pemerintahan Presiden Jokowi akan kembali menurunkan suku bunga ke angka efektif maksimal 9%.

“Situasi ini didasari pertimbangan bahwa tahun depan akan semakin banyak pelaku usaha yang bermunculan. Sebab itu, akses mereka dalam hal mengembangkan bisnisnya harus semakin dipermudah dan terbuka lebar,” jelas Bramantyo.

Related

award
SPSAwArDS