Pengusaha Ungkap Potensi EBT di Indonesia Tembus 450 Ribu Megawatt

marketeers article
Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sumber gambar: 123rf.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 450 ribu megawatt (Mw). Jumlah tersebut merupakan keseluhan potensi mulai dari pembangkit listrik tenaga air, angin, matahari, dan panas bumi.

Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia mengungkapkan, potensi tersebut sangat cocok untuk para pengusaha kelas dunia menanamkan modalnya. Dalam acara World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Swiss, dia juga mengundang para pengusaha untuk mau berinvestasi pada sektor EBT di Tanah Air.

Secara terperinci, potensi EBT mulai dari 4.400 sungai yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dan potensi panas bumi 29.000 megawatt. Gabungan dari semua potensi sumber EBT ini bisa mencapai 450 ribu Mw, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa depan.

“Jadi, kita memang perlu segera menjalankan ekonomi dan industri hijau yang berkelanjutan, salah satunya melalui transisi energi dengan memanfaatkan sumber EBT yang ramah lingkungan. Indonesia memiliki semua sumber EBT yang potensinya sangat luar biasa besar,” ujar Arsjad melalui keterangannya, Jumat (20/1/2023).

BACA JUGA: IMF Perkirakan Ekonomi Cina Pulih Lebih Cepat, Ini Indikasinya

Tak hanya itu, Indonesia juga berpotensi menjadi pemimpin Asia Tenggara (ASEAN) dalam transisi energi karena kekayaan alam di Indonesia sangat melimpah sehingga akan mendukung usaha transisi energi. Hal ini tentunya akan menarik minat tinggi investor karena kemajuan Indonesia bergerak seiring dengan tren konsumsi energi ramah lingkungan.

Sejalan dengan fokus WEF Annual Meeting 2023 untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan swasta, Arsjad juga memberikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, pemimpin industri, asosiasi, dan elemen masyarakat karena berkat kolaborasi kita ini Indonesia dapat secara konsisten melakukan transisi energi yang adil, inklusif dan berkelanjutan.

Adapun beberapa faktor kunci yang dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang memimpin transisi energi adalah kebijakan yang transparan, inovatif dan mampu menggaet investor untuk menanamkan modalnya dalam skema transisi energi.

BACA JUGA: Perkuat Kerja Sama, RI Gandeng Jepang Bangun IKN Nusantara

Sementara itu, Azis Armand, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia menambahkan, sektor lainnya yang potensial menarik banyak investor adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Sejalan dengan proyek bebas emisi karbon, IKN dibangun dengan konsep kota yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan serta berpotensi menjadi kota pertama yang memiliki tingkat karbon netral pada tahun 2045.

Hal ini karena adanya penanaman 15 juta pohon dan melestarikan 65% hutan di sekitar IKN. Azis mengatakan,  kota ini bukan sekadar ibu kota negara, tetapi the forest city yang tidak dimiliki negara lain dengan pendapatan dari carbon credit.

“Konsep IKN sebagai kota smart dan green membawa peluang yang besar bagi investor global dan penyedia teknologi untuk berinvestasi di IKN. Kedua proyek besar ini digadangkan menjadi tolok ukur dunia dalam membangun peradaban baru yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan sehat untuk penghuninya,” kata Azis.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS