Penjualan Coca-Cola Amatil Turun 23% di Indonesia

marketeers article
strong rows with clean plastic bottles with black sweet liquid. big army of bottles with red and black covers in grosery shop. plastic bottles with soft drinks background

Coca-Cola Amatil mengalami penurunan pendapatan 28,5% selama paruh pertama tahun 2020. Per bulan Juni 2020, Coca-Cola mencatat laba bersih sebesar US$ 7,15 miliar (Rp 105,25 triliun).

“Penurunan ini diperkirakan akibat ditutupnya sejumlah restoran, acara olahraga, dan anjuran berkegiatan di rumah. Setidaknya penurunan non-cash mencapai US$ 160-190 juta pada semester ini,” jelas Alison Watkins, CEO Coca-Cola Amatil.

Penurunan terbesar terjadi di Australia, Selandia Baru, Pasifik Selatan, dan Indonesia. Keempat wilayah ini diketahui memberlakukan aturan pembatasan sosial yang cukup ketat. Alison mengatakan, per bulan Juni 2020 penjualan tercatat turun 9% dibandingkan bulan Juni 2019.

Alison memaparkan lebih rinci dengan penurunan di Australia yang mencapai 3%. Sementara di Indonesia, Coca-Cola mengalami penurunan hingga 23% per bulan Juni.

“Penurunan ini juga dipengaruhi dengan pola konsumsi yang berubah di masyarakat. Kami melihat perubahan yang mengarah pada pembelian lewat supermarket,” tambah Alison.

Artinya, penurunan ini membuktikan bahwa Coca-Cola mengalami perubahan pola belanja konsumennya. Jika sebelumnya kanal penjualan terbesar datang dari konsumsi kafe, convenience store, dan restoran, kini konsumsi tinggi justru datang dari ritel. Alison bahkan mengungkapkan bahwa kanal on-the-go mereka menjadi salah satu yang terdampak paling besar.

Menyusul perubahan ini, Coca-Cola mulai mengalami peningkatan penjualan mulai bulan Mei 2002. Di Selandia Baru, volume sales diperkirakan bisa naik 4% setelah PSBB dicabut. Sementara itu, Alison yakin bahwa perusahaannya bisa bertahan di Indonesia seiring relaksasi PSBB yang mulai dberlakukan.

“Kami sudah melihat peningkatan setidaknya pada bulan April dan Mei. Saham kami pun berhasil naik lebih dari 5% pada awal bulan Juni pada angka US$8,97,” tutup Alison.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS