Penjualan TV Stagnan, Home Appliances Akan Tumbuh di 2017

marketeers article
39598457 woman housewife shopping for microwave oven, smiling

Kondisi perekonomian baik global dan nasional masih belum pulih sepenuhnya. Di tengah kondisi tidak menentunya perekonomian dunia, Indonesia masih mengalami pertumbuhan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia sampai dengan triwulan ketiga 2016 tumbuh 5,04%. Presiden Joko Widodo mematok angka pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran angka 5,1% hingga akhir 2016 ini.

Salah satu industri yang sedikit banyak berkontribusi terhadap perekonomian nasional adalah industri elektronik. Ali Soebroto Oentaryo, Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (GABEL) mengatakan, pada tahun 2016 ini terdapat penurunan pada beberapa kategori industri elektronik. Meskipun begitu, ada kategori yang masih akan melaju pada 2016.

Gabel membagi industri elektronik ke dalam tiga kategori. Yaitu TV dan Audio; Home Appliances; dan Small Appliances. Menurut Ali, TV dan Audio akan mengalami penurunan pada 2016. Ali memperkirakan, penurunan pada kategori TV dan Audio mencapai 15%.

Ada beberapa hal yang menyebabkan Ali memperkirakan penurunan yang cukup tajam dalam kategori ini. Salah satunya adalah penetration rate kategori ini yang sudah mencapai 100%. Bahkan, untuk rumah tangga sendiri, lazim ditemui satu keluarga memiliki lebih dari satu TV, terlepas dari apa pun jenis dari TV tersebut.

“Kalau tidak ada suatu teknologi yang benar-benar baru, nampaknya akan sulit untuk kategori ini terus bertumbuh. Kalau pun ada, sifatnya hanya sebagai replacement dari yang sudah ada,” terang Ali.

Bila kategori TV dan Audio mengalami penurunan, kondisi sebaliknya dialami oleh kategori Home Appliances. Kategori seperti kulkas, mesin cuci, dan AC ini akan mengalami kenaikan pada tahun ini. Ketiga jenis perangkat elektronik ini diprediksi akan mencapai pertumbuhan hingga 7%. Secara ringkas Ali menilai bahwa penetration rate ketiga perangkat ini belum mencapai 100%. Masih banyak rumah tangga yang belum memiliki kategori ini secara lengkap.

“Tidak semua rumah tangga memiliki mesin cuci dan AC. Masih ada beberapa faktor penyebabnya, salah satunya adalah keterbatasan listrik,” ungkap Ali.

Melihat kondisi itu, Ali memprediksi yang akan terjadi pada tahun 2017 tidak akan berbeda dengan tahun 2016. Namun, hal ini kembali pada pendapatan masyarakat. “Apabila konsumen memutuskan untuk membeli perangkat TV baru, maka sifatnya tidak akan meningkatkan penetration rate. Lain cerita dengan sektor home appliances yang masih akan tetap naik karena penetration rate-nya di Indonesia masih belum banyak,” ungkapnya.

Karenanya, daya beli masyarakat yang turun harus didongkrak. Hal ini dengan sendirinya akan muncul seiring semakin membaiknya kondisi rupiah terhadap dollar AS. Pemerintah diminta untuk menghilangkan halangan-halangan dalam industri, khususnya yang menghambat masyarakat yang ingin membeli produk. Menurut Ali, saat ini Indonesia memiliki Menteri Keuangan yang tangguh sehingga mampu menstabilkan nilai tukar rupiah.

“Tren pada 2017 masih akan tumbuh. Hanya saja, semua masih bergantung pada daya beli masyarakat. Sebab, produk elektronik sudah tergolong dalam kategori kebutuhan dasar,” pungkas Ali.

 

Artikel selengkapnya bisa dibaca di Majalah Marketeers edisi Desember 2016- Januari 2017

Related

award
SPSAwArDS