Pentingnya Employer Branding dalam Perkembangan Bisnis Perusahaan

marketeers article
Pentingnya Employer Branding dalam Perkembangan Bisnis Perusahaan. (FOTO: 123rf)

People merupakan elemen terpenting dalam business continuity plan. Untuk bisa berkembang, perusahaan tidak bisa sekadar memanfaatkan teknologi yang mumpuni. 

Mereka harus memiliki talenta-talenta terbaik yang bisa menjalankan hal itu. Tantangan terbesar yang muncul adalah how to make sure that we have the right people to run the business

Untuk itu, perusahaan harus bisa menarik para talenta terbaik agar mau bergabung menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Employer branding merupakan salah satu strategi yang bisa digunakan perusahaan untuk memarketingkan diri ke luar. 

Melalui cara ini, perusahaan dapat meningkatkan reputasi mereka sebagai pilihan terbaik dalam bekerja. Keseluruhan proses dalam Talent Management dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan employer branding

Setiap proses yang terjadi di setiap tahap Talent Management penting untuk dikomunikasikan. Pasalnya, hal ini yang akan memengaruhi talenta-talenta di luar untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. 

Bahan utama yang harus dipasarkan perusahaan dalam melakukan employer branding adalah budaya perusahaan tersebut. Menilik data Deloitte Global Human Capital Trends pada 2020, kultur menjadi faktor utama yang memengaruhi kemampuan organisasi untuk membangun rasa memiliki (belonging) terhadap perusahaan. Melebihi faktor-faktor lain yang sifatnya lebih individual, seperti kesempatan dan pengembangan.

Hal ini didasari oleh empat alasan utama. Mayoritas leader mengaku, mereka belum menganggap kultur sebagai hal yang penting (42%) karena mereka memiliki prioritas lain dalam bisnis (38%). Selain itu, kultur juga dianggap sulit untuk dikaitkan dengan performa bisnis (40%) lantaran sulit untuk diukur (33%). 

Padahal, di era transformasi ini, perusahaan memerlukan talenta-talenta yang memiliki skill set dari emerging competency baru yang ada di setiap industri.

Kesadaran untuk melakukan employer branding memang perlu dimiliki perusahaan. Namun sayang, banyak perusahaan yang lupa jika employer branding yang baik perlu dilakukan secara inside-out, bukan outside-in.

Sejumlah perusahaan memilih untuk meningkatkan citra positif melalui program corporate social responsibility (CSR) yang disebarluaskan di berbagai kanal. Namun, beberapa perusahaan yang melakukan praktik ini justru lupa membangun citra positif ke dalam perusahaan mereka sendiri.

Strategi employer branding yang sustainable bergerak secara inside-out. Branding dibangun dari karyawan yang merasa senang dan bangga bekerja di perusahaan. Untuk itu, perusahaan perlu menghadirkan program, kultur, dan interaksi kerja yang menarik.

Dalam proses mencari tahu ciri unik dan keinginan karyawan dari setiap generasi, perusahaan bisa merujuk pada sejumlah data yang menggambarkan perbedaan karakter dari masing-masing generasi. Contohnya, sejumlah penelitian menemukan jika Gen Y dan Gen Z ternyata bukan generasi yang tergolong matre. Gaji memang penting, namun mereka juga memperhatikan nilai-nilai apa yang dianut oleh perusahaan.

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Marketeers edisi Juni 2021. Selengkapnya bisa ditemukan di sini.

Related

award
SPSAwArDS