Pentingnya Manajemen Emosi Ketika Mendampingi Anak Belajar dari Rumah

marketeers article
Mother and Daughter Reading Book, Mom and Kid Spending Time Together at Home Vector Illustration on White Background.

Keluhan beragam datang dari para orang tua setelah sistem belajar dari rumah dilaksanakan pihak sekolah. Satu hal yang paling menantang bagi mereka adalah perubahan rutinitas. Kini para orang tua diminta terlibat 100% pada proses belajar anak di rumah.

Keluhan lain adalah manajemen waktu. Pada masa belajar dari rumah ini, anak-anak cenderung terlena dan memiliki mindset liburan. Karenanya, penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman pada anak dan membuat rutinitas baru yang disepakati. Terlebih lagi, bagi mereka yang masih harus bekerja dari rumah (Work From Home).

Pegiat pendidikan Najeela Shihab pada sesi Pendidikan Online dan Keluarga dalam acara Sharing Solusi: Life Hacks menjelaskan bahwa penting bagi orang tua untuk memiliki manajemen emosi dan energi. Karena, segala perencanaan atau jadwal tidak dapat berjalan sesuai harapan jika tidak diimbangi dengan emosi dan energi yang baik.

Najeela membagikan tips untuk para orang tua untuk mengatur emosi dan energi mereka. Pertama, penuhi kebutuhan diri.

“Anda harus tetap memberikan waktu untuk diri sendiri. Misalnya, dengan berolahraga, makan makanan sehat, dan istirahat yang cukup. Jika Anda tidak siap dengan emosi anak, tantangan, dan tuga-tugas sekolah yang mereka miliki, maka jadwal dan komunikasi sebaik apapun tidak akan berjalan,” pungkas Najeela, Sabtu (18/04/2020).

Kedua, Lihat pola energi Anda. Para orang tua harus melihat kapan mereka benar-benar siap untuk berkomunikasi dengan anak dan mendampingi proses belajar. Cobalah cocokkan pola energi dengan anak. Kemudian, atur jadwal belajar dengan penyesuaian tersebut.

Lebih lanjut, Najeela menjelaskan bahwa teknologi juga harus diperhatikan pemanfaatannya. Jika sebelumnya anak-anak dibatasi penggunaan gawainya, mereka kini harus menggunakan gawai untuk belajar. Orang tua harus memberikan batasan jelas dan jangan sampai teknologi ini menguasai kehidupan anak-anak selama 24 jam.

“Cari aktivitas lain di luar menggunakan gawai. Misalnya, bisa beristirahat dengan bermain bersama, membaca buku, dan hal lainnya. Jadikan kesempatan ini untuk menghabiskan waktu dengan keluarga,” tutur Najeela.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS