Peran Qlue, dari Portal Aduan Hingga Jakarta Smart City

marketeers article

Banyak yang menilai bahwa di masa yang akan datang semuanya akan bersentuhan dengan teknologi. Tidak hanya bisnis dan hiburan, pola komunikasi antara pemerintah dan masyarakat juga akan tercipta melalui teknologi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuktikan hal itu dengan konsep Smart City melalui layanan aplikasi Qlue.

Qlue hadir berkat ide yang diciptakan oleh Rama Raditya, Founder & CEO Qlue. Saat itu Rama menilai bahwa Qlue terinspirasi dari beragam masalah yang ada di Jakarta. Karenanya, dibutuhkan individu yang berani bergerak, menjadi bagian dari solusi, dan berpartisipasi untuk kemajuan kota.

“Awalnya hanya sebagai portal aduan. Tapi kalau sekadar melapor, namun tidak ada tindak lanjut akan percuma. Makanya kami mencoba berkomunikasi dengan Pak Ahok, kala itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur, untuk menawarkan layanan dari Qlue sebagai bagian dari Jakarta Smart City,” ungkap Rama.

Gayung pun bersambut. Ahok, panggilan akrab Basuki Tjahaja Purnama kala itu menyetujui ide yang disampaikan Rama. Padahal sebelumnya banyak birokrat di Jakarta yang tidak tertarik dengan ide dari Qlue. Bahkan, beberapa khawatir kaitannya dengan masalah transparansi.

rama-raditya-qlue-10
Rama Raditya, CEO dan Founder Qlue

Saat ini Qlue tidak hanya berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta saja. Saat ini sudah ada 50 mitra swasta yang turut hadir di Qlue untuk menjadi corong info dan laporan dari konsumennya. Saat ini laporan yang masuk ke Qlue mencapai 40.000 laporan per hari.

“Untuk Pemprov DKI, laporan kebanyakan seputar sampah, bangunan liar, dan pungutan liar. Reaksi mereka cepat. Untuk sampah diselesaikan dalam 2-3 jam. Semua ditindak lanjuti oleh Pemprov DKI,” tambah Rama.

Rama mengaku bahwa dalam menjalankan Smart City, Qlue banyak berkomunikasi dengan pihak Pemprov DKI Jakarta terkait layanan yang dibutuhkan. Pemprov DKI pun kerap memberi masukan dan arahan langsung.

Related

award
SPSAwArDS