Perangkat Smart Home Masih Rentan Risiko Siber

marketeers article
Smart home control on tablet. Interior of living room in the background.

Tren penggunaan perangkat rumah pintar atau smart home sedang mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan kemudahan yang ditawarkan. Namun, dibalik tawaran menarik tersebut, perangkat smart home nyatanya masih sangat rentan terhadap kejahatan siber.

Baru-baru ini perusahaan produk keamanan Avast melakukan sebuah riset keamanan siber atas perangkat smart home. The Avast Smart Home Report 2019 mengungkapkan bahwa 40.3% rumah di seluruh dunia memiliki lebih dari lima perangkat yang tersambung dan 40.8% perangkat rumah tangga digital memiliki setidaknya satu perangkat yang rentan terhubung.

Sistem smart home yang dapat menyambungkan satu perangkat di dalam rumah ke perangkat lainnya menunjukkan bahwa jika ada satu perangkat saja yang rentan, maka semakin rentan pula ketahanan siber rumah tersebut. Hasilnya, terhubungnya perangkat ini justru dapat membahayakan seluruh jaringan di rumah.

“Orang mengunakan televisi pintar untuk menonton atau memonitor bayo mereka, namun seringkali mereka tidak mengetahui bagaimana menjaga keamanan perangkat tersebut,” ujar Ondrej Vicek, Presiden Konsumer Avast di acara Mobile World Congress yang diadakan di Barcelona Rabu (27/02/2019).

Menurut Ondrej, hanya diutuhkan satu perangkat yang lemah bagi peretas untuk dapat masuk ke jaringan digital. Ketika sudah masuk, peretas bisa mengakses data-data personal di perangkat lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kebocoran siber melalui satu perangkat, maka semua data digital yang tersimpan di dalam rumah dapat dibongkar.

Dari data yang dirilis Avast, tercaat bahwa perangkat smart home menjadi rentan karena kredensial yang lemah. Hal ini bisa dilihat dari kata sandi yang hanya menggunakan one-factor authentication. Selain itu, 31.8% dari perangkat ini juga rentan karena perngkat lunak tidak diperbarui secara berkala. Perangkat lunak yang out-of-date seringkali menjadi titik terlemah dalam rangkaian keamanan.

“Langkah keamanan yang paling sederhana untuk mengatasi hal ini adalah dengan memasang kata sandi yang kuat dan unik serta gunakan two-factor authentication untuk semua akses ke perangkat. Kita juga perlu memastikan kondisi perangkat lunak apakah masih bisa dipakai atau sudah kadaluwarsa,” lanjut Ondrej.

Dengan memastikan keamanan tersebut secara signifikan dan berkala, maka sistem integrasi smart home dapat lebih baik dan membuat data-data digital di dalam rumah terjaga dengan aman.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS