Perbankan Diminta Bantu UKM Akses Layanan Finansial

marketeers article
Sandiaga Uno Ungkap 5 Kriteria Penting agar Pengusaha Ekraf Maju. (FOTO: 123rf)

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) meminta perbankan membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) untuk memperoleh akses dalam layanan finansial. Hal itu termasuk aspek kemudahan sehingga UKM bisa mendapatkan modal untuk berusaha.

“Kami selalu berupaya mendorong pelaku UMKM untuk bisa mengakses layanan perbankan. Memang masih ada perbankan yang mempersyaratkan adanya kolateral, namun beberapa lembaga keuangan kini mengembangkan kolateral dalam bentuk riwayat cashflow yang tercatat rapi saat menggunakan QRIS,” kata Yulius, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

BACA JUGA: Erick Thohir: UKM Tulang Punggung Perekonomian dan Harus Dijaga

Yulius memaparkan akses pelaku UKM kepada layanan perbankan masih sekitar 20%. Sementara itu, negara tetangga, seperti Malaysia, sudah mencapai 50% dan Korea Selatan mencapai 82%.

Dia menilai pelaku UKM masih sering mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan dan terhambat menggunakan produk jasa keuangan secara maksimal. Akibatnya, perkembangan usaha pelaku UKM cenderung stagnan dan susah untuk bisa naik kelas.

BACA JUGA: KB Financial Group Putuskan Perkuat Modal KB Bukopin

Apalagi, menurut dia, profil pelaku UKM di Indonesia mayoritas berasal dari masyarakat kelas bawah dan anak-anak putus sekolah yang terpaksa berusaha sendiri agar dapat bertahan.

“Kita tahu bahwa hampir 99% pengusaha kita adalah pengusaha mikro. Karakteristik pertama adalah mereka berbisnis bukan untuk berbisnis, mereka itu berbisnis karena keterpaksaan. Jadi misalnya mereka tidak punya uang, mereka terpaksa berjualan. Drop out sekolah, mereka terpaksa berjualan. Jadi mereka berpikirnya secara sederhana. Mereka tidak berpikir bagaimana untuk meningkatkan teknologi, bagaimana mengurus akses pasar, bagaimana harus mendapatkan pendanaan, mereka tidak berpikir itu. Yang penting adalah, mereka bisa hidup, besok bisa makan,” ucap Yulius.

Sementara itu, Assistant Vice President Bank Mandiri Rolland Setiawan mengungkapkan menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) yang dilakukan oleh OJK periode 2022 menunjukkan Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia sebesar 49,68%.

“Banyak yang merasa masih belum perlu untuk menggunakan layanan perbankan karena transaksi masih berupa cash atau bahkan sudah takut duluan dengan produk bank karena memiliki pemikiran bahwa produk bank itu mahal, ribet, dan merepotkan. Pada kenyataannya di Bank Mandiri juga ada produk tabungan yang cukup setoran pertamanya Rp 50.000 saja dan biaya adminnya hanya Rp 5.000 per bulan yaitu Mandiri Tabungan Mitra Usaha,” katanya.

Bank Mandiri, sebagai bagian dari industri jasa keuangan sangat mendukung upaya peningkatan literasi keuangan dan pengembangan sektor UKM. Pihaknya memiliki sejumlah produk guna mendukung kebutuhan pelaku UKM, antara lain Mandiri Tabungan Mitra Usaha, Kredit Usaha Mikro/Kredit Usaha Rakyat, layanan Livin Mandiri, serta pelaku UMKM juga bisa bergabung menjadi Mandiri Agen.

“Di Mandiri Agen selain bisa untuk setor/tarik tunai, transfer, bisa buka tabungan dan juga pintu awal mengajukan kredit. Mandiri juga selalu support untuk pengembangan UMKM melalui CSR kita yaitu Wirausaha Muda Mandiri yang sudah mencetak ribuan wirausaha,” tutur Rolland.

Related

award
SPSAwArDS