Peritel Lokal Harus Siap Bersaing dengan Peritel Asing

marketeers article

Industri ritel di Indonesia merupakan salah satu industri yang potensial. Tidak heran, bila banyak peritel lokal dan peritel asing yang hadir di Indonesia. Salah satunya, SOGO. SOGO merupakan salah satu department store yang berada di bawah naungan PT Mitra Adiperkasa (MAP).  Walaupun semakin banyak pemain dalam industri ini, Handaka Santosa sebagai CEO SOGO menilai industri ritel tetap menjadi industri yang menarik. 

“Ritel menjadi suatu usaha yang memerlukan  pengelolaan secara detail. Tak jarang, orang menyebut retail is detail. Di lain pihak, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih didorong oleh konsumsi domestik yang mana konsumsi domestik ini tersebut datang dari ritel tadi. Untuk itu, ritel menjadi satu hal yang menarik,” kata Handaka Santosa kepada Marketeers.

Selain itu, ia mengatakan potensi ritel ke depannya akan semakin baik. Populasi Indonesia yang besar di atas 240 juta jiwa dan semakin tumbuhnya kalangan menengah di Indonesia membuat industri ritel di Indonesia sangat potensial. Tidak hanya itu, potensi yang besar harus diimbangi dengan kemampuan peritel untuk berubah menyesuaikan tren yang berkembang di luar negeri. Hal ini tidak lepas dari pengaruh komunikasi yang semakin mudah dan cepat membuat konsumen di Indonesia menginginkan tren yang sama seperti di luar negeri.

Untuk industri ritel, pertumbuhan di Indonesia rata-rata sekitar 15-20%. Namun, pertumbuhan pada tahun 2014 hanya sebesar 10%. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan biaya, salah satunya kenaikan Sertifikat Bank Indonesia yang mempengaruhi kenaikan bunga untuk pinjaman. “Tahun ini, kami yakin akan ada peningkatan karena ada dana dari pemerintah untuk infrastruktur. Hal ini membuat logistik dan distribusi semakin lancar sehingga ritel lebih efisien dan lebih cepat dalam pengiriman,” tambahnya.

Walaupun pertumbuhan ritel diprediksi lebih baik dibandingkan tahun lalu, peritel harus bersiap menghadapi kompetisi yang semakin ketat.  Meski saat ini di Jakarta mulai bermunculan peritel asing, SOGO sebagai salah satu peritel yang sumber modalnya berasal dari dalam negeri tidak merasa khawatir untuk berkompetisi. SOGO yakin pihaknya lebih mengetahui kebutuhan konsumennya yang 90% adalah konsumen lokal. Namun, Handaka mengatakan dukungan pemerintah pada ritel dalam negeri tetap diperlukan.

“Persaingan dengan ritel asing memang berat karena mereka menggunakan modal asing yang bunganya cukup ringan. Sedangkan di Indonesia bunga pinjaman tinggi sekali. Deposito saja bisa mencapai 7-8 %, apalagi bunganya. Untuk itu, pemerintah juga harus memperhatikan dan mendukung ritel-ritel yang menggunakan modal lokal,” jelas Handaka.

Related

award
SPSAwArDS