PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) resmi menunjuk Ade Wahyu Setiawan sebagai Direktur Utama, menggantikan Adrian Syarkawie yang kini menjabat Komisaris. Perubahan ini merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan transformasi MARI menuju ekosistem audio yang lebih terintegrasi dan berdampak.
Perubahan kepemimpinan ini sekaligus menegaskan fokus baru MARI sebagai perusahaan penyedia konten audio yang melampaui batas siaran radio konvensional. Perusahaan kini mengembangkan bisnisnya ke berbagai kanal, termasuk platform digital dan media audio luar ruang (out-of-home).
Penunjukan CEO baru juga selaras dengan visi jangka panjang perusahaan untuk menjadi ekosistem audio terbesar di Indonesia. MARI berupaya menjawab perubahan perilaku pendengar sekaligus menciptakan model bisnis yang adaptif dalam menghadapi dinamika industri media.
BACA JUGA: BEMA 2025 Dorong Transformasi Pemasaran Berbasis Teknologi dan Nilai
“Goal terbesar MARI di tahun ini dan beberapa tahun ke depan adalah memantapkan posisi kami untuk menjadi ekosistem audio terbesar di Indonesia,” ujar Ade Wahyu Setiawan dalam siaran pers kepada Marketeers, Jumat (20/6/2025).
Transformasi ini juga mencerminkan pergeseran MARI dari perusahaan radio tradisional menjadi penyedia konten audio berbasis teknologi. Perusahaan memperluas distribusi kontennya ke perangkat pintar, kendaraan terhubung, dan ruang publik, sehingga mampu menjangkau audiens dengan cara yang lebih modern dan relevan.
Langkah penting lainnya adalah peluncuran karakter penyiar berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI) yang kini hadir di berbagai kanal radio MARI. Langkah ini menjawab kebutuhan industri akan media yang lebih fleksibel dan efisien.
MARI memperkenalkan Aimee sebagai penyiar AI pertama di Indonesia melalui Mustang FM. Selain itu, Naira dan Aimar juga menjadi pionir dalam menghadirkan pengalaman penyiaran berbasis teknologi AI di beberapa saluran radio, menandai terobosan baru dalam dunia media audio.
Hal ini menunjukkan bahwa MARI memandang AI bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan brand dan mitra media. Perusahaan juga membuka peluang kolaborasi lintas platform dengan pendekatan teknologi yang progresif.
Pengembangan juga dilakukan pada aplikasi NOICE, yang kini diarahkan menjadi platform ekonomi kreator. Melalui NOICE, MARI memberikan ruang bagi para kreator lokal untuk menjual karya, membangun basis penggemar, dan mengembangkan bisnis konten yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Transformasi Digital Dorong Inovasi Sistem Pembayaran di Indonesia
Inisiatif seperti podcast Duo Bahlul menjadi contoh pendekatan konten yang segar dan dekat dengan audiens. Program ini berhasil memadukan hiburan dengan nilai ekonomi, sekaligus memperkuat kolaborasi antara penyiar radio dan industri digital.
“Kami akan membawa dampak positif yang lebih besar di Indonesia dan menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholders,” tutur Ade.
Dengan kepemimpinan baru dan arah bisnis yang lebih adaptif, MARI menetapkan pijakan baru dalam industri media audio nasional. Transformasi ini diharapkan membuka peluang pertumbuhan baru yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen.
Editor: Dyandramitha Alessandrina