Agar Konten Vlog Orisinal, Perlukah Brand Mendikte Vlogger?

marketeers article
8680750 young adult man holding an hd camcorder isolated on white background

Sejak menggunakan jasa vlogger pada 2016 untuk beberapa kampanye dan promosi pemasaran, Bank BCA memastikan bahwa konten yang diciptakan oleh para vlogger merupakan konten yang orisinal. Hal ini disampaikan oleh Norisa Saifuddin selaku VP Bank BCA.

Norisa menjelaskan bahwa Bank BCA tidak mendikte para vlogger ini untuk menciptakan konten sesuai dengan keinginan dari Bank BCA. Bahkan menurutnya, dengan melepas para vlogger ini sesuai dengan kreativitasnya, Bank BCA bisa mendapatkan masukan dan insight terkait kampanye mereka di masa yang akan datang.

“Biasanya kami lakukan diskusi dengan mereka terkait apa yang ingin kami capai, nanti mereka berikan masukan. Yang terpenting jangan sampai misleading dengan apa yang ini kami sampaikan baik itu tentang produk atau penggunaan produk,” jelas Norisa.

Selain memberikan kebebasan kreativitas kepada para vlogger ini, Norisa juga mengakui sampai saat ini Bank BCA amat jarang melakukan sensor terhadap konten yang telah diciptakan oleh para vlogger ini. Norisa juga mengakui bahwa para vlogger ini memiliki idealisme yang tinggi terhadap konten yang mereka ciptakan.

“Kami hormati cara mereka komunikasi dengan audience-nya. Kalau brief terlalu detil mereka tidak akan mau dan nantinya akan merusak cara komunikasi mereka. Jangan sampai apa yang telah mereka bangun terkalahkan oleh ego kami sebagai pemilik merek,” tegas Norisa.

Terkait masalah biaya, menggunakan jasa vlogger tidak selalu dicap mahal. Padahal, ada beberapa vlogger yang memang tarif mereka bisa mencapai ratusan juta hingga setengah miliar rupiah untuk kolaborasi dengan merek.

“Biaya itu relatif. Murah tidaknya ditentukan seberapa tepat kita memillih vlogger. Ketika salah pilih biayanya akan terasa mahal karena tujuan tidak bisa tersampaikan. Sementara ketika memilih vlogger yang tepat, maka biayanya bisa diterima dan masuk akal,” ungkap Norisa.

Bank BCA selalu melihat jenis produk, apa yang mau dikomunikasikan, serta target apa yang ingin dicapai. “Lihat karakteristik mereka, vlogger mana yang memiliki kekuatan pada segmen audience tertentu yang ingin kita sasar. Seberapa baik vlogger dalam membangun konten dan engagement secara kreatif dan genuine,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS