Persepsi vs Realita Implementasi GRC di Indonesia

marketeers article
Sumber: Veda Praxis

Seiring perkembangan teknologi dan digitalisasi, kebutuhan akan governance yang baik, pengelolaan risiko yang efektif, serta kepatuhan terhadap regulasi (Governance, Risk Management, and Compliance – GRC) makin mendesak. Perusahaan di berbagai sektor industri menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan teknologi guna mendukung implementasi GRC. 

Meskipun kesadaran akan pentingnya strategi meningkat, masih banyak entitas yang mengalami kesulitan dalam mengatasi tantangan-tantangan ini. Dalam upaya memahami lebih dalam kondisi implementasi strategi tersebut di Indonesia, Veda Praxis sebagai konsultan implementer GRC bekerja sama dengan Pusat Studi Inovasi Digital/Center for Digital Innovation Studies (DIGITS) Universitas Padjadjaran meluncurkan sebuah riset bertajuk “Studi Kesenjangan & Kebutuhan Strategis Implementasi GRC: Analisis Persepsi & Realita Implementasi GRC Lintas Industri”.

Hasil riset ini menyoroti kondisi terkini, tantangan, serta kebutuhan industri dalam menerapkan GRC secara efektif. Riset ini juga membandingkan persepsi dan realitas yang terjadi di lapangan, khususnya di era transformasi digital. Prof. Dr. rer. pol. Hamzah Ritchi, S.E., MBIT., Ak., Direktur DIGITS Unpad dan pimpinan tim riset mengungkapkan bahwa riset ini merupakan riset yang relatif pertama, mengambil perspektif dan juga memotret kondisi GRC khusus untuk lanskap bisnis Indonesia. 

Menurutnya, meskipun kesadaran akan pentingnya strategi ini makin meningkat, banyak perusahaan masih berjuang dengan implementasi teknisnya.

BACA JUGA: Penerapan Good Corporate Governance di Industri Asuransi

“Meningkatnya regulasi dan kompleksitas bisnis di era digital menuntut perusahaan untuk memiliki GRC yang tangguh. Namun, belum semua perusahaan mampu memenuhi regulasi yang terus berkembang, sehingga terjadi kesenjangan antara persepsi dan realita di lapangan,” kata Hamzah dalam keterangan resminya yang dikutip Marketeers pada Jumat (20/9/2024).

Berdasarkan riset ini, mayoritas responden mengakui bahwa strategi ini menjadi prioritas penting bagi perusahaan. Namun, dalam hal implementasi, masih banyak perusahaan yang belum sepenuhnya berhasil mengintegrasikan GRC ke dalam strategi bisnis mereka. 

Hal ini mengindikasikan adanya tantangan besar yang dihadapi oleh industri dalam menghadapi regulasi baru dan risiko operasional yang muncul seiring kemajuan teknologi. Sebanyak 97% menyatakan bahwa penerapan GRC merupakan prioritas bagi entitas mereka. 

Ini menandakan adanya kesadaran yang tinggi di kalangan manajemen akan pentingnya strategi tersebut untuk kelangsungan bisnis, terutama di tengah perubahan dan risiko yang berkembang pesat. Lalu, 87% menyatakan telah menerapkan strategi tersebut secara efektif di perusahaan mereka. 

Namun, masih ada perbedaan signifikan antara industri dalam hal seberapa jauh implementasi tersebut berjalan dengan baik. Industri yang lebih teratur, seperti keuangan dan sektor publik menunjukkan tingkat implementasi GRC yang lebih maju dibandingkan dengan sektor lain. 

Hal ini dipicu oleh dorongan regulasi yang kuat, seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) di sektor keuangan dan panduan tata kelola pemerintah di sektor publik. Peraturan ini memberikan kerangka kerja yang jelas, sehingga perusahaan lebih mudah merencanakan dan melaksanakan strategi tersebut secara terstruktur.

Di sisi lain, sektor seperti manufaktur, ritel dan jasa menghadapi lebih banyak tantangan dalam implementasi strategi tersebut. Sektor-sektor ini cenderung kurang diatur dibandingkan dengan sektor keuangan atau publik, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mendesain dan melaksanakan GRC yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Meskipun banyak perusahaan telah mulai mengadopsi strategi tersebut, tantangan terbesar yang dihadapi adalah perbedaan persepsi antara Top Management dan Middle Management. Hasil riset menunjukkan 41% Top Management dan 33% Middle Management masih menganggap strategi ini sebagai beban biaya daripada investasi strategis.

Salah satu alasan mengapa strategi tersebut dipandang sebagai beban biaya adalah karena implementasinya memerlukan investasi awal yang besar. Pembelian perangkat lunak, pelatihan karyawan, hingga konsultan eksternal semuanya membutuhkan biaya signifikan. 

Hal ini sering kali dianggap sebagai beban, terutama bagi perusahaan yang belum sepenuhnya merasakan manfaat jangka panjang dari GRC.

BACA JUGA: Tingkatkan Layanan Pelanggan, PT KBN Implementasikan Program CRM

Selain itu, hasil survei menunjukkan bahwa manfaat dari penerapan strategi ini lebih bersifat jangka panjang dan strategis. GRC yang efektif dapat mengurangi risiko operasional, meningkatkan kepatuhan, serta menjaga stabilitas perusahaan di tengah tantangan pasar. Namun, manfaat ini tidak selalu terlihat langsung dalam bentuk keuntungan finansial atau peningkatan pendapatan, sehingga manajemen cenderung sulit mengubah persepsi bahwa penerapan strategi tersebut adalah investasi penting.

Dari hasil survei, tampak bahwa meskipun kesadaran akan pentingnya strategi ini tinggi, terdapat kesenjangan dalam hal implementasi. Tidak semua perusahaan merencanakan dan melaksanakan strategi tersebut secara efektif, terutama dalam hal mengintegrasikan teknologi dan menyesuaikan dengan regulasi yang terus berkembang.

Penting bagi perusahaan untuk melihat strategi tersebut bukan hanya sebagai beban biaya, tetapi sebagai investasi strategis yang dapat memperkuat ketahanan bisnis di masa depan. Di era transformasi digital ini, pemanfaatan teknologi yang tepat akan menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan penerapan GRC yang efektif, adaptif, dan tangguh terhadap risiko yang terus berkembang.

“Kami berharap data dan informasi yang dihasilkan oleh riset kolaborasi ini dapat menjadi masukan berharga bagi para pelaku industri untuk menerjemahkan awareness yang sudah kuat menjadi implementasi GRC yang efektif untuk mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan,” tutur Syahraki Syahrir, S.E., Ak., M.M., CEO & Partner Veda Praxis.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS