Cara Phapros Keluar dari Jebakan Disrupsi

marketeers article

Pascabertransformasi sejak tahun 2001, PT Phapros, Tbk. kian mantap menetapkan peta jalan mereka. Dengan mengubah pola produksi yang mengarah kepada kualitas menjadi fokus pada kecepatan, Phapros mampu berkompetisi di bisnis ini. Membangun sense urgency pada setiap Phaprosers diyakini Direktur Utama PT Phapros, Tbk. Barokah Sri Utami penting dalam mempercepat transformasi di tengah era disrupsi.

“Saya percaya bahwa untuk berkompetisi di era disrupsi saat ini, kita harus bergerak cepat. Tak terkecuali dalam menyediakan variasi obat yang lengkap.  Time to market harus cepat dengan produk-produk baru. Produk baru harus dapat diterima dan menjadi unggulan. Tentu, dengan harga yang murah,” kata Sri dalam wawancara eksklusif dengan Marketeers, Desember lalu.

Portofolio produk yang lengkap terlihat menjadi kekuatan bagi Phapros. Terlebih, Phapros memiliki deretan produk branded generic untuk berbagai penyakit, termasuk Tuberculosis atau Pulmonary.

Bagi Sri, pengembangan produk harus terus menerus dilakukan. Dalam upaya memenangkan pasar, Phapros dikatakan Sri berusaha ada di setiap tahapan usia manusia melalui berbagai produk yang mereka sediakan. Komposisi produk yang beragam diiringi dengan strategi yang disesuaikan pada setiap target market ia yakini akan berdampak positif bagi peningkatan nilai penjualan Phapros.

Untuk dapat unggul, Sri memilih lebih banyak beralokasi ke ranah Below the Line (BTL). Melalui berbagai gathering, kunjungan one to one, dan sosialisasi, Phapros memiliki sarana untuk mengomunikasikan solusi yang mereka tawarkan bagi kesehatan target market.

Di sisi lain, kekuatan Phapros terletak pada sisi distribusi. Berkat kerjasama dengan saudara mereka, Rajawali Nusindo yang sama-sama bernaung di bawah Rajawali Nusantara Indonesia kian memperkuat bisnis Phapros. Dengan 44 cabang distribusi milik Rajawali Nusindo, produk Phapros mampu menjangkau hingga ke pelosok negeri. Bahkan, Phapros telah mengekspansi produk mereka ke Kamboja dan Filipina. Kini, Phapros tengah bergerak untuk memperoleh izin edar produk mereka di Afrika.

Secara garis besar, kompetensi bisnis Phapros, sambung Sri, dilakukan dengan inovasi melalui pemanfaatan potensi networking secara lokal dan global. Kini, Phapros tidak lagi sekadar mengedepankan produk dengan harga yang murah, melainkan portofolio produk, jangkauan distribusi, serta pemanfaatan global value chain yang tepat.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS