Potensi Fintech Tingkatkan Digitalisasi UKM

marketeers article
Ilustrasi UMKM (Sumber: 123RF)

Bicara mengenai perkembangan financial technology (fintech) di Indonesia, fintech lending tentu tidak dapat dilewatkan. Setiap tahunnya, sektor ini tumbuh pesat. Berdasarkan data dari OJK per September 2020, fintech lending telah menyalurkan dana sebesar Rp 128,7 triliun yang melibatkan 29,2 juta peminjam dan 681.000 investor.

Dengan memberikan akses kredit kepada masyarakat yang belum terjangkau dengan baik oleh lembaga keuangan formal, fintech lending membantu meningkatkan inklusi keuangan keuangan di Indonesia. Survei dari PwC bertajuk Indonesia’s Fintech Lending: Driving Economic Growth Through Financial Inclusion menemukan ada peningkatan akses kredit ke masyarakat, terutama mereka yang melakukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM).

Pada tahun 2018, akses kredit untuk UKM mencapai Rp 4,3 triliun. Jumlah itu terus meningkat setiap tahunnya dengan Rp 7,5 triliun pada tahun 2019 dan Rp 19,5 triliun pada tahun 2020. Akses kredit ini memungkinkan UKM mengelola likuiditas mereka dengan lebih baik, sehingga berpengaruh pada kemampuan untuk mengembangkan bisnis atau melakukan ekspansi.

Perkembangan bisnis yang baik tadi akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup. Sehingga, mendorong daya beli masyarakat yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi. Dalam kasus-kasus yang ditemukan di Indonesia, fintech lending membuka akses kredit ke segmen yang belum dimanfaatkan dan berfungsi sebagai pendorong utama dalam upaya perluasan pengembangan ekonomi di setiap lapisan masyarakat.

PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), salah satu pemain di ranah permodalan UKM bahkan menargetkan penyaluran dana sebesar Rp 2,6 triliun sepanjang tahun 2021. Permodalan tersebut rencananya akan diberikan kepada lebih dari 650.000 perempuan pemilik UKM yang tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.

“Pertumbuhan bisnis Amartha sangat baik hingga Desember 2020, penyaluran pendanaan meningkat 21,22% di angka Rp 2,92 triliun. Amartha sangat optimistis bahwa seiring dengan pemulihan ekonomi, kualitas penyaluran pendanaan juga akan semakin baik pada tahun 2021,” ujar Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra.

UKM masih menjadi bagian penting dari fintech terlepas dari dampak yang mereka terima karena pandemi. UKM akan selalu menjadi segmen utama yang ingin dijangkau oleh fintech. UKM inilah yang diyakini memegang peran besar pada pertumbuhan ekonomi masa depan karena itu para pemain fintech terus berusaha mengembangkan layanan yang sesuai untuk UKM.

Sebagai salah satu penyedia layanan yang dimanfaatkan UKM, DANA aktif melakukan pengembangan fitur mereka, DANA Bisnis. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pemahaman dan adopsi teknologi, sehingga dapat menarik lebih banyak UKM yang bergabung.

Sejak diluncurkan pada tahun 2019, fitur DANA Bisnis sendiri sudah banyak membantu UKM yang berbisnis secara online dan offline. Hingga Desember 2020, tercatat sekitar 200.000 UKM yang memanfaatkan DANA Bisnis, fitur khusus yang disediakan untuk mengelola dan mengembangkan usaha.

Jumlah UKM yang terdaftar tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 58% jika dibandingkan saat DANA Bisnis diluncurkan pada tahun lalu. Berdasarkan wilayah, 55% dari total mitra DANA bisnis berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Sementara berdasarkan jenis usaha, 61% pengguna bergerak di bidang restoran, convenience store, dan pakaian.

“Kami menyadari pentingnya menjaga keberlangsungan serta mengembangkan UKM terutama di saat sulit seperti sekarang. Karena itu, perlu ada perubahan mindset dari semua pihak termasuk pelaku UKM untuk beralih ke cara digital agar bisa beradaptasi dengan berbagai tantangan dan dinamika saat ini,” ungkap CEO DANA Vincent Iswara.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS