Potensinya Besar, RI Kembangkan Minyak Mentah Berbasis Rumput Laut

marketeers article
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Sumber gambar: Humas Menko Marves

Pemerintah terus berupaya mengurangi ketergantungan penggunaan energi fosil dan beralih ke energi ramah lingkungan. Adapun salah satu cara yang akan dilakukan yakni mengembangkan minyak mentah (crude oil) berbasis rumput laut.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI menuturkan, cara tersebut dilakukan lantaran besarnya potensi pengembangan rumput laut yang ada di Indonesia. Apalagi, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan laut yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut lebih besar.

BACA JUGA: RI Ekspor Perdana Rumput Laut ke Vietnam, Nilainya Capai Rp 2,3 Miliar

Dia bilang, dengan kondisi perairan tropis yang dimiliki Indonesia menjadi habitat yang cocok untuk budidaya rumput laut, termasuk pengolahan industrinya. Tercatat, pada tahun 2022 Indonesia menjadi negara produsen rumput laut terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 9,3 juta ton.

“Indonesia memiliki komitmen kuat dalam optimalisasi potensi kelautan untuk mendorong terwujudnya blue economy. Salah satu potensi terbesar adalah pendayagunaan rumput laut. Komoditas ini merupakan blue natural capital yang sangat strategis untuk dikembangkan karena termasuk sektor yang padat karya dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” kata Luhut melalui keterangannya, Jumat (28/4/2023).

BACA JUGA: Ekspor Rumput Laut RI Hingga Oktober 2021 Tembus 159 Ribu Ton

Mengacu pada data tahun 2021, komposisi ekspor rumput laut Indonesia masih didominasi oleh bahan baku rumput laut kering sebesar 65%. Sedangkan sisanya sebanyak 35% berupa rumput laut olahan yang bernilai tambah.

Secara keseluruhan, nilai ekspor rumput laut mencapai sekitar 6% dari total ekspor produk perikanan nasional, dengan penguasaan pangsa pasar dunia baru sekitar 12% saja. Untuk dapat meningkatkan kapasitas industri pengolahan rumput laut serta mendukung industrialisasi rumput laut dari hulu ke hilir, diperlukan dukungan dari bebagai pihak.

Ini dilakukan mulai dari industri rumput laut yang perlu meningkatkan nilai tambah dan daya saing, hingga pemerintah yang perlu mendesain dan mengidentifikasi langkah-langkah kebijakan untuk mempercepat upaya tersebut. Terlebih, rumput laut dapat memainkan peran besar dalam adaptasi perubahan iklim dengan menyerap emisi karbon, meregenerasi ekosistem laut, dan sebagai bahan biofuel serta plastik biodegradable.

Di sisi lain, Luhut mendorong untuk produksi dan budidaya rumput laut juga dilakukan dengan ramah lingkungan. Penggunaan bahan-bahan yang tidak bisa terurai harus segera dikurangi.

“Kurangi penggunaan botol-botol plastik sebagai pelampung, terapkan mekanisasi dalam hal pemanenan dan penyortiran benih, kembangkan kebun bibit rumput laut secara merata di sentra-sentra budidaya. Dan, gunakan teknologi sehingga mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS