Rekomendasi Rumah untuk Gen Z dan Milenial Kaum Mendang-mending

marketeers article
Ilustrasi kredit pemilikan rumah (KPR). Sumber gambar: 123rf.

Generasi Z (Gen Z) dan milenial yang tinggal di DKI Jakarta dan sekitarnya saat mungkin kesulitan mendapatkan rumah pertamanya dengan penghasilan pribadi. Sebab, harga rumah setiap tahun terus meroket tanpa dibarengi dengan peningkatan pendapatan yang sesuai.

Meski begitu, kedua generasi ini, terutama kaum mendang-mending yang berpendapatan tak jauh dari upah minimum regional (UMR) tetap berpeluang mendapatkan rumah pertamanya. Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia yang merupakan perusahaan konsultan properti memberikan rekomendasi rumah pertama bagi Gen Z dan Milenial.

BACA JUGA: Mengurai Sengkarut Pekerja Informal Sulit Dapat KPR, BTN Punya Solusinya!

Ferry menyebut bagi kedua generasi yang masih memilih daya beli rendah utamakan memilih rumah tapak dibandingkan apartemen. Pasalnya, harga rumah tapak masih terjangkau di kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Untuk bisa mendapatkan rumah tanpa membuat kantong jebol, kata dia, pertimbangan pertama yang harus dilakukan adalah memilih lokasi tempat dengan harga tanah yang masih murah. Pasalnya, kontributor terbesar harga sebuah rumah, yaitu banderol tanahnya.

BACA JUGA: Dukung Zero Backlog 2045, BTN Siapkan 6 Skema Baru KPR

“Kalau harga tanahnya masih murah pasti rumahnya murah juga, kalau harga konstruksi itu hampir sama di semua daerah. Jauh dari perkotaan atau tempat kerja sepertinya tidak menjadi masalah asalkan harganya masih terjangkau,” kata Ferry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Setelah mempertimbangkan lokasi dan harga tanah, Gen Z dan Milenial perlu memikirkan material yang digunakan dalam pembangunan rumah. Sebab, jika material yang digunakan berkualitas rendah maka rumah akan mudah rusak yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengeluaran.

Pertimbangan terakhir adalah skema pembayaran yang ditawarkan oleh pengembang. Ferry menuturkan saat ini masih banyak perbankan yang menawarkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan bunga yang rendah sehingga bisa menjadi pertimbangan bijak dalam mencari rumah.

“Dengan adanya KPR yang bunganya di bawah normal, maka akan mendorong anak-anak muda untuk lebih berinvestasi di properti dibandingkan mereka membeli kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya tersier,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS