Resep Sukses di YouTube: Jangan Bikin Iklan, Tapi Cerita

marketeers article
Share Your Story

Kanal video online YouTube semakin hari semakin digemari oleh konsumen terutama di Indonesia. Efeknya adalah kanal milik Google tersebut menjadi sasaran merek untuk memunculkan logo mereka. Tidak sekadar jualan produk, tetapi juga meningkatkan brand awareness.

Menurut Google Indonesia, waktu menonton YouTube masyarakat Indonesia semakin bertambah dan lebih dari setengahnya atau sekitar 60% waktu menonton berasal dari smartphone.

“Di Indonesia, video yang laris manis ditonton berjenis komedi serta musik,” ujar Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami di Jakarta pada Kamis (5/3/2016).

Itu terlihat dari 10 daftar video dari merek terlaris di Indonesia dalam enam bulan terakhir, mulai dari Januari sampai Juni 2016. Peringkat pertama ada video Open Up with Oreo Indonesia yang amat disukai karena latar musiknya dan digabungkan dengan visual cukup menarik. Video berkategori iklan itu memiliki view sebanyak 2,46 juta dengan durasi setengah menit saja.

Paling unik adalah video milik Bukalapak yang memiliki durasi cukup panjang selama 7:27 menit. Memang bukan iklan untuk televisi atau TVC biasa karena video bertajuk Medok Pendekar Jari Sakti Episode Pendekar Cireng itu memiliki view sebanyak 1,13 juta. Menurut Veronica, cara Bukalapak tersebut untuk meningkatkan awareness cukup unik karena lain dari biasanya lewat sebuah kisah film pendek.

“Sekarang, seharusnya kita jangan buat iklan, tapi bikinlah cerita. Karena dengan cerita, banyak pesan bisa disampaikan sehingga lebih mengingat penonton secara emosional. Membuat sebuacerita tersebut kalau dari pembelajaran kami dari para merek, harus ada relevansinya dengan konsumen. Kalau kreatif itu sudah pasti,” sambung Veronica.

Satu hal penting lainnya jika merek ingin memasang video di YouTube ini adalah waktu pembuka video. Lima detik awal menjadi kunci apakah penonton akan terus menonton atau skip. Sehingga kreativitas merek benar-benar dibutuhkan. Prinsip itu sekarang sudah mulai digunakan oleh merek film lewat trailer. Tren sekarang beberapa detik di awal trailer disematkan teaser. Tujuannya agar bisa menarik perhatian pengguna mobile dan tidak melewatkan trailer dengan scroll ke bawah.

“Kalau pengguna mobile bahkan bukan lima detik lagi, tapi sudah tiga detik agar penonton tidak pergi. Ya, itu kembali lagi ke kreativitas merek. Kami juga mencoba melakukan seperti yang dilakukan brand dengan merilis video untuk Google Search kami lewat konsep cerita sehingga diharapkan bisa lebih engage,” tutup Veronica.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS