Riset Buktikan BPA dalam Kemasan Bisa Memicu Penyakit Prostat

marketeers article
Ilustrasi kangker prostat. (FOTO: 123RF)

Beberapa riset telah menunjukkan senyawa Bisfenol A (BPA) dalam kemasan plastik memiliki dampak bagi kesehatan anak dan perempuan. Selain itu, senyawa pengeras plastik itu juga memiliki dampak negatif bagi pria, yakni kanker prostat.

Dikutip dari Environmental Health, Rabu (9/8/2023), hal itu dibuktikan oleh riset yang dilakukan European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition. Riset itu sendiri melibatkan partisipan sebanyak 4.812 orang dan 575 orang di antaranya merupakan partisipan yang mengalami kanker prostat.

“Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan, terjadi peningkatan risiko kanker prostat yang lebih tinggi dengan peningkatan kadar BPA dalam serum,” kata tim peneliti dalam jurnal dari organisasi Spanyol tersebut.

BACA JUGA:  Hadapi Polusi Udara, 5 Makanan ini Mampu Jaga Kesehatan Paru-paru

Jurnal berjudul “Bisphenol-A Exposure and Risk of Breast and Prostate Cancer” itu sendiri menyebut beberapa faktor risiko kanker yang terkait dengan hormon ini berkaitan dengan gaya hidup, seperti pola makan, merokok, berat badan, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik.

Namun, karena sifat hormon dari tumor ini, beberapa polutan lingkungan memiliki potensi sebagai karsinogen. 

“Dalam hal ini, BPA dianggap sebagai zat pengganggu endokrin,” kata tim peneliti tersebut.

Sebenarnya, manusia terpapar BPA melalui beberapa jalur, seperti dari makanan (melalui mulut), pekerjaan (inhalasi), dan kontak dengan bahan, jenis plastik, dan alat medis (melalui kulit).

BACA JUGA:  Jumlah Pasien Makin Banyak, Primaya Hospital Resmikan Gedung Baru

“Namun, jalur utama paparan BPA adalah melalui makanan, karena banyak kemasan makanan seperti kaleng, kotak plastik, dan lain-lain yang mengandung BPA, dan bahan ini dapat bermigrasi ke dalam makanan,” demikian paparan tim peneliti tersebut.

Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikosoema Gondhowiardjo pun mengatakan kanker prostat kebanyakan terjadi pada pria usia 60 tahun ke atas. Namun kemudian, telah terjadi peningkatan terhadap kasus kanker prostat yang lebih cepat pada pria usia 15–40 tahun.

Artinya, ada faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadi perubahan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikannya, mengingat kanker prostat adalah kanker kelima yang paling umum terjadi pada pria di Indonesia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS