Riset Microsoft: 66% Karyawan Indonesia Pilih Bekerja Remote

marketeers article
Microsoft temukan tren mengenai bekerja remote (Ilustrasi: 123RF)

Microsoft Corp. merilis hasil riset tahunan tentang Work Tren Index yang bertajuk ‘Great Expectations: Making Hybrid Work Work’. Laporan dikeluarkan untuk memberikan gambaran mengenai perubahan perilaku dan disrupsi kerja yang sedang berlangsung.

Wahjudi Purnama, Modern Work & Security Business Group Lead Microsoft Indonesia mengungkapkan, riset dilakukan dengan melibatkan sebanyak 31.000 orang responden di 31 negara, termasuk Indonesia. Melalui laporan ini, Microsoft juga mengumumkan sejumlah fitur baru Microsoft Teams, Microsoft 365, dan Windows 11 untuk memberdayakan kerja hybrid serta menjawab ekspektasi baru karyawan terhadap tempat kerja.

“Kita tidak lagi sama seperti kita yang baru mulai bekerja dari rumah pada awal tahun 2020. Dua tahun terakhir telah mengubah cara memaknai pekerjaan dalam kehidupan secara signifikan. Maka dari itu, tantangan bagi setiap organisasi adalah untuk bisa memenuhi ekspektasi para karyawan, sambil menyeimbangkannya dengan pencapaian bisnis di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu,” ujar Wahjudi melalui keterangannya, dikutip Jumat (3/6/2022).

Selain itu, penelitian juga mengungkap setidaknya lima temuan menarik yang dapat digunakan petinggi perusahaan untuk menentukan arah kebijakan. Temuan pertama yakni para karyawan memiliki pandangan baru terhadap pekerjaan. Sebanyak 48% karyawan di Indonesia mengatakan mereka cenderung lebih memprioritaskan kesehatan dan wellbeing dibandingkan pekerjaan, daripada sebelum pandemi COVID-19.

Kemudian, sebanyak 53% Gen Z serta Milenial di Indonesia agak atau sangat mungkin mempertimbangkan untuk pindah kerja pada tahun ini. “Sebanyak 60% pemimpin di Indonesia mengatakan perusahaan mereka berencana untuk kembali ke mode kerja dari kantor (WFO) secara penuh pada tahun depan, lebih tinggi dibandingkan data global yang berada di 50%. Namun, 66% pekerja di Indonesia lebih mempertimbangkan untuk beralih ke kerja remote atau hybrid,” ujarnya.

Wahjudi melanjutkan, riset ini melaporkan 41% karyawan hybrid di Indonesia mengatakan tantangan terbesar mereka adalah mengetahui kapan dan mengapa mereka harus datang ke kantor. Sementara, hanya 40% pemimpin telah membuat kesepakatan tim untuk mendefinisikan norma-norma baru ini. Selain itu, sebanyak 62% karyawan di Indonesia terbuka untuk menggunakan ruang imersif digital sebagai sarana meeting, lebih tinggi dibandingkan data global yang ada di angka 52%.

Temuan terakhir yaitu sebanyak 49% pemimpin di Indonesia mengatakan membangun hubungan adalah tantangan terbesar dalam era kerja hybrid. Ada pula data yang menyebut 65% pekerja pandemi di Indonesia sedang mempertimbangkan untuk berganti perusahaan pada tahun depan, dibandingkan 56% secara global.

“Tidak ada cara untuk bisa melupakan apa yang kita alami selama dua tahun terakhir, atau dampaknya terhadap hidup kita, karena fleksibilitas dan wellbeing telah menjadi hal yang tidak bisa kita kompromikan. Dengan menyambut dan beradaptasi terhadap ekspektasi baru tersebut, organisasi justru dapat menyiapkan setiap karyawan dan bisnisnya untuk meraih kesuksesan jangka panjang,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS