Rugi Rp 187,9 Triliun, Akankah Softbank Bangkrut?

marketeers article
Risk and Strategy in Business, Image of hand stopping falling collapse wooden block dominoes effect from continuous toppled block, prevention and development to stability.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Peribahasa itulah yang mungkin sedang menggambarkan nasib perusahaan investasi asal Jepang, Softbank. SoftBank Group Corp melaporkan kerugian sebesar US$ 12,7 miliar atau Rp 187,96 triliun (kurs Rp 14.800) pada Senin (18/5/2020). Kerugian tersebut mengindikasikan bahwa serangkaian investasi yang dilakukan perusahaan asal Jepang ini gagal dalam menjalankan bisnisnya.

Kerugian ini sesuai dengan prediksi perusahaan yang menyatakan mereka merugi akibat kegagalan investasi teknologi Vision Fund. Mengutip Bloomberg, Softbank menjelaskan bisnis Vision Fund kehilangan 1,9 triliun yen atau setara dengan USD 17,7 miliar untuk tahun fiskal lalu. Hal ini imbas gagalnya investasinya termasuk di dalam WeWork, Uber, dan perusahaan teknologi lainnya.

Perusahaan, yang dipimpin oleh konglomerat kenamaan Masayoshi Son, juga mengumumkan Co-Founder Alibaba, Jack Ma mundur sebagai dewan direksi setelah 13 tahun menjabat. Pengunduran diri Jack Ma akan berlaku efektif pada 25 Juni setelah rapat tahunan pemegang saham SoftBank Group.

Bukan sekadar gagal, SoftBank yang dipimpin dan didirikan Masayoshi Son itu bahkan harus berhadapan dengan hukum. WeWork menggugat SoftBank karena SoftBank telah membatalkan penawaran tender senilai US$ 3 miliar kepada WeWork.

Penawaran tender dimaksud berupa kesepakatan untuk membeli saham dari karyawan dan para pemegang saham. Hal ini menjadi bagian dari paket penyelamatan (bailout) WeWork senilai US$ 9,6 miliar yang telah disepakati kedua pihak, SoftBank dan WeWork, pada Oktober 2019. SoftBank dianggap telah melanggar perjanjian tersebut.

Related

award
SPSAwArDS